Clock Magic Wand Quran Compass Menu

Langgar Prokes, Gerai McD di Kota Malang Ditindak Satpol PP

McD dinilai melanggar kapasitasnya karena antrean yang sangat berjubel

Rep: Wilda Fizriyani
Suasana antrian di gerai McDonald
Istimewa Suasana antrian di gerai McDonald

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Satpol PP Kota Malang terpaksa menindak gerai McDonald's di Jalan Sunandar Priyo Sudarmo, Rabu (9/6). Pihaknya memberikan surat pernyataan lantaran gerai telah melanggar protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Sponsored
Sponsored Ads

"Betul kami SP (Surat Pernyataan) karena melanggar prokes. Pertama, Perda Provinsi Nomor 2, kemudian Perwal 30, Pergub 53. Itu semua melanggar kapasitasnya melebihi antrian, sangat berjubel sehingga kami memberikan surat pernyataan," kata Kasi Operasi Satpol PP Kota Malang, Anton Viera di Kota Malang, Rabu (9/6).

Antrian tanpa jarak di McDonald's bisa terjadi karena adanya informasi mendadak promo BTS Meal pada Rabu (9/6) siang.  Berdasarkan laporan manajer McDonald's, masyarakat mengira promo tersebut hanya berlangsung satu hari. Padahal makanan edisi terbatas tersebut bisa diperoleh sampai 7 Juli mendatang.

Scroll untuk membaca

Satpol PP Kota Malang setidaknya telah melakukan pemantauan di empat gerai McDonald's. Yakni, di Jalan Sunandar Priyo Sudarmo, Dinoyo, Kayutangan dan Sarinah. Dari keempat gerai tersebut, hanya di Jalan Sunandar Priyo Sudarmo yang mendapatkan surat pernyataan dari Satpol PP. "Di tiga tempat itu tadi landai tapi di Jalan Sunandar sangat ramai sehingga kami memberikan surat pernyataan ke pemilik atau manajemen manajernya," ucapnya.

Surat pernyataan yang diterima McDonald's di Jalan Sunandar Priyo Sudarmo akan berlaku sampai tujuh hari ke depan. Selanjutnya, Satpol PP akan terus memantau protokol kesehatan di seluruh gerai McDonald's di Kota Malang. Jika melanggar kembali, maka tidak kemungkinan akan diberikan teguran tertulis.

Anton berharap manajemen McDonald's bisa membatasi kapasitas pesanan untuk keesokan harinya. "Kami sudah imbau mulai besok, diatur, sehingga dibatasi. Jadi mungkin setelah 100 orang dibatasi, setelah itu baru dilayani lagi," kata dia menambahkan.

 

 

Berita Terkait

Berita Terkait

Rekomendasi

Republika TV

>

Terpopuler

>