Kamis 10 Jun 2021 19:47 WIB

Babak Baru New Normal, Pelaku Bisnis Kuliner Butuh Adaptasi

Saat pandemi melanda dunia dan Indonesia, bisnis kuliner tetap menjadi primadona

Danone Indonesia bersama Kampus Bisnis Umar Usman kembali mengumpulkan para pelaku UMKM dari berbagai daerah di Indonesia. Webinar bertemakan Adaptasi Bisnis Kuliner di Era New Normal merupakan agenda pembuka dari program Damping dan Inkubator Bisnis periode ke-2 di tahun 2021. Sebanyak 600 peserta pelaku UMKM dari seluruh Indonesia hadir dalam webinar tersebut.
Foto: istimewa
Danone Indonesia bersama Kampus Bisnis Umar Usman kembali mengumpulkan para pelaku UMKM dari berbagai daerah di Indonesia. Webinar bertemakan Adaptasi Bisnis Kuliner di Era New Normal merupakan agenda pembuka dari program Damping dan Inkubator Bisnis periode ke-2 di tahun 2021. Sebanyak 600 peserta pelaku UMKM dari seluruh Indonesia hadir dalam webinar tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Danone Indonesia bersama Kampus Bisnis Umar Usman kembali mengumpulkan para pelaku UMKM dari berbagai daerah di Indonesia. Webinar bertemakan Adaptasi Bisnis Kuliner di Era New Normal merupakan agenda pembuka dari program Damping dan Inkubator Bisnis periode ke-2 di tahun 2021. Sebanyak 600 peserta pelaku UMKM dari seluruh Indonesia hadir dalam webinar tersebut.

Menurut beberapa analisa para pengamat ekonomi dan bisnis di Indonesia, nampaknya hingga saat ini bisnis kuliner yang tak pernah surut peminat. Tak terkecuali saat pandemi melanda dunia, termasuk Indonesia, bisnis kuliner tetap menjadi primadona dan memiliki peluang paling besar. Bukan tanpa alasan, selain memang makanan menjadi kebutuhan pokok setiap orang, namun meningkatnya peluang bisnis kuliner ini juga dipengaruhi oleh kondisi dan gaya hidup baru di era new normal. 

Selama masa pandemi masyarakat menghadapi berbagai keterbatasan yang mempengaruhi hampir semua sektor. Kebijakan untuk mengurangi aktifitas di luar rumah selama lebih dari 1 tahun terakhir, membuat orang memiliki kebiasaan baru yaitu belanja secara online. Enggan berlama-lama berada di tempat umum, termasuk restoran, hal ini tentu membuat para pelaku bisnis kuliner juga perlu beradaptasi.

Penelitian Big Data 2020 dari Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan hasil penjualan online di Indonesia pada periode Februari hingga Juli 2020 meningkat tajam. Dari total transaksi penjualan online, kategori yang menjadi favorit masyarakat adalah produk makanan sebanyak 51 persen, disusul produk kesehatan mencapai 20 persen. 

Hadir menyapa para peserta dalam webinar ini pada , Kamis (10/6) yaitu Ibu Ida Rustini (Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia).  Dalam sambutanya beliau mengatakan, “Fenomena meningkatnya bisnis kuliner pun menjadi peluang yang dimanfaatkan banyak pejuang keluarga agar tetap terus memperjuangkan bisnis agar tetap berjalan. Terus melakukan inovasi dalam membangun bisnis kuliner, baik secara online atau offline menjadi keharusan saat ini.”

“Dengan adanya webinar ini, semoga para pelaku usaha kuliner yang bergabung program Damping, bisa mengambil ilmu dari para narasumber, sehingga bisa semakin banyak lagi pelaku bisnis kuliner nusantara yang memiliki daya saing, memiliki produk-produk yang tidak kalah dengan produk makanan dari luar negeri. Marilah kita tetap optimis bisa melewati masa pandemic dan mendukung para UMKM pangan/kuliner di Indonesia”, lanjut Ida Rustini. 

Menemani Ida, hadir juga sebagai keynote speech webinar hari ini, yaitu Ibu Christina Agustin (Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM RI). Beliau menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi Danone Indonesia dan Kampus Bisnis Umar Usman dalam mendukung kemajuan UMKM di Indonesia.   

“Berdasarkan data BPS, diperkirakan pada tahun 2024 rasio peningkatan gen z ataupun usia produktif mencapai angka 174,79 juta orang. Melihat hal ini, tentu Wirausaha menjadi sangat penting untuk kedepannya. Maka, perlu dipersiapkan secara komprehensif para entrepreneur-entrepreneur yang professional sejak dini. Mencetak para entrepreneur yang dapat beradaptasi dan memanfaatkan teknologi, sehingga nantinya akan semakin banyak peluang peluang lapangan pekerjaan baru”,  ujar Christina dalam sambutannya.

Christina menambahkan, “Digitalisasi menjadi salah satu syarat penting para pelaku usaha, khususnya usaha kuliner yang mungkin satu tahun belakangan sedang menghadapi situasi yang cukup menantang. Dengan memanfaatkan platform digital, tidak hanya meluaskan pemasaran, namun pastinya meningkatkan omset penjualan”.

Webinar Damping “Adaptasi Bisnis Kuliner di Era New Normal” ini dihadiri oleh narasumber utama yaitu bapak Karyanto Wibowo (Sustainbility Director Danone Indonesia), bapak Saptuari Sugiharto (Owner Tengkleng Hohah), dan bapak Kamaludin Enuh (CEO Ayam Bakar Abah Tea)

Webinar dilengkapi dengan diskusi yang berlangsung seru antara narasumber dan peserta. Setelah webinar hari ini, peserta berkesempatan untuk mengikuti program lanjutan pendampingan bisnis bersama Damping Danone Indonesia dan Kampus Bisnis Umar Usman. Akan ada berbagai pelatihan bisnis yang secara khusus dibuat untuk mendukung perkembangan UMKM peserta, langsung dimentori oleh para coach professional di bidangnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement