Kamis 10 Jun 2021 20:18 WIB

Kemampuan Digital Bangkitkan UMKM dari Pandemi

Indonesia ikut memanfaatkan program APO ini untuk membantu pemulihan UMKM

Rep: Amri Amrullah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pekerja membuat hiasan dinding dengan bahan kayu dan teknik cetak digital untuk pasar ekspor dan domestik di rumah produksi Wooden Project, Malang, Jawa Timur, Senin (7/6/2021). Pengusaha hiasan dinding setempat menggenjot produksi dari 500 buah menjadi 5.000 buah per hari untuk memenuhi permintaan yang naik hingga empat kali lipat dalam setahun terakhir terutama saat momentum hari belanja online nasional.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Pekerja membuat hiasan dinding dengan bahan kayu dan teknik cetak digital untuk pasar ekspor dan domestik di rumah produksi Wooden Project, Malang, Jawa Timur, Senin (7/6/2021). Pengusaha hiasan dinding setempat menggenjot produksi dari 500 buah menjadi 5.000 buah per hari untuk memenuhi permintaan yang naik hingga empat kali lipat dalam setahun terakhir terutama saat momentum hari belanja online nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pandemi Covid-19 yang masih terjadi di seluruh dunia menyebabkan mayoritas negara anggota Asian Productivity Organization (APO) mengalami situasi sulit akibat pandemi Covid-19 ini. Untuk mengatasinya, sejak 2020, APO memiliki program dalam membantu pekerja dan dunia usaha khususnya UMKM dengan kemampuan digital untuk bertahan dan bangkit dari pandemi.

Direktur Bina Peningkatan Produktivitas Ditjen Binalatvoktas Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yang juga Acting Director APO for Indonesia, Ghazmahadi, mengatakan bahwa Indonesia telah ikut memanfaatkan program APO ini untuk membantu pemulihan UMKM dan sektor kritis lainnya di Indonesia.

"Penanggulangan pandemi ini juga didukung APO dalam penguatan kemampuan digital National Productivity Organization (NPOs). Kemampuan digital ini untuk mendukung program berbasis digital (virtual) dalam rangka peningkatan produktivitas di seluruh negara APO," kata Ghazmadhadi dalam keterangannya, Kamis (10/6).

Hal ini juga ia sampaikan pada kesempatan Governing Body Meeting (GBM) seluruh anggota APO pada Rabu (9/6) secara virtual. Menurut dia, APO akan tetap melakukan monitoring dan pendampingan dalam pelaksanaan program ini.

Lebih lanjut, program ini akan di perpanjang yakni dari semula sampai 1 Desember 2021, kini menjadi 1 Juli 2022. Hal itu seusai adanya persetujuan dari semua negara anggota APO. "Itu telah disampaikan oleh Sekretaris Jenderal APO, AKP Mochtan, dengan persetujuan semua negara anggota APO," ucapnya.

Selain itu, pada sesi pertemuan pimpinan tertinggi dari 20 negara anggota APO ke-63, disepakati komitmen untuk pelaksanaan Green Productivity 2.0 di seluruh negara anggota APO. Green Productivity 2.0 merupakan update dan rebrand konsep Green Productivity. Program penerapan Green Productivity yang akan diimplementasikan di seluruh negara anggota APO ini merupakan pendanaan pemerintah Jepang melalui Special Cash Grant.

"Program ini merupakan dukungan APO terhadap kepedulian terhadap keberlangsungan lingkungan yang semakin meningkat," katanya.

Menurut Ghazmadhadi kesepakatan pelaksanaan Green Productivity 2.0 tersebut dicapai setelah anggota APO menyampaikan proposal dalam teleconference GBM APO yang dipimpin Sekjen APO, AKP Mochtan (Indonesia) dan pimpinan sidang APO, Zakia Sultana (Secretary Ministry of Industries Vietnam) pada Senin (7/6) lalu.

GMB (Governing Body Meeting) yang berlangsung selama dua hari (8-9/6/2021) ini diikuti perwakilan APO dari 20 negara secara virtual. Ke-20 negara yang mengikuti zoom GBM selama 4 jam tersebut, yakni Indonesia, Filipina, Vietnam, Srilangka, Singapura, Thailand, Kamboja, Mongolia, Bangladesh, Jepang, Turki, Malaysia, Fiji, India, RRT, Nepal, Republik Korea, Pakistan, Laos, dan Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement