Sabtu 12 Jun 2021 09:33 WIB

Displin Prokes Turun, Satgas: Tingkatkan Operasi Yustisi

Satgas akan kembali meningkatkan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat terkait prokes

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Pertugas gabungan melakukan operasi yustisi protokol Covid-19, di kawasan Cikapayang, Jl Ir H Djuanda, Kota Bandung, Ahad (27/9). Dalam operasi itu, warga yang tidak membawa masker diberikan masker, meski demikian kepada pelanggar tetap diberikan sangsi.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Pertugas gabungan melakukan operasi yustisi protokol Covid-19, di kawasan Cikapayang, Jl Ir H Djuanda, Kota Bandung, Ahad (27/9). Dalam operasi itu, warga yang tidak membawa masker diberikan masker, meski demikian kepada pelanggar tetap diberikan sangsi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Selain mendeteksi dini keberadaan Covid-19, masyarakat Jabar pun diimbau untuk terus displin menerapkan protokol kesehatan (prokes) 5M. Karena, banyak bukti ilmiah menunjukkan, penerapan prokes efektif cegah penularan Covid-19.

Menurut Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Jabar Daud Achmad, pihaknya akan kembali meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait penerapan prokes 5M. 

"Untuk bisa mengendalikan pandemi Covid-19 itu jalannya hanya disiplin prokes 5M untuk kita semua, dan 3T (tracing, testing, dan treatment) di pemerintah untuk melaksanakan itu secara konsisten," ujar Daud, Sabtu (12/6).

Daud mengatakan, kalau semua orang jenuh jadi displin kendor mungkin sebuah kewajaran. Tapi,  upaya untuk mengendalikan wabah saat ini tak ada lagi kecuali dengan 5M dan 3T. "Satgas akan meningkatkan operasi dengan sasaran zona merah dan daerah yang kepatuhannya menurun. Operasi yustisi dan edukasi akan kami tingkatkan," katanya.

Daud juga meminta masyarakat Jabar untuk turut terlibat dalam penanganan pandemi Covid-19. Sebab, masyarakat bersama pemerintah merupakan garda terdepan melawan Covid-19. 

"Seluruh masyarakat yang ada di daerah itu dapat berkontribusi dengan mengoptimalkan PPKM Mikro. Masyarakat dapat bergabung dengan posko (penanganan Covid-19) di kelurahan atau desa," katanya. 

"Jika ada di lingkungannya positif Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri, masyarakat bisa bergotong royong membantu mereka," imbuhnya. 

Sementara menurut Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Marion Siagian, akhir-akhir ini kepatuhan masyarakat makin menurun. Sedangkan 3T, pihaknya mengalami kesulitan di lapangan. "Karena kalau masuk ke restoran selalu menuliskan nama dan no telepon yang asal. Jadi saat tracing banyak yang tak bisa dihubungi. Kalau tracing kan harusnya masyarakat terbuka," katanya.

Menurut Marion, saat tracing pihaknya selalu mencari sampai jenuh. Namun, ia kesulitan karena kontak-kontak eratnya tak bisa dihubungi. "Kalau sekarang, ada Babinsa dan Babinkamtibmas untuk tracing di lapangan. Testing, kami kekurangan sumber daya sangat terbatas jadi diharapkan masyarakat bantu," katanya. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement