Sabtu 12 Jun 2021 15:01 WIB

Pesan Imam Ghazali Ketika Mengunjungi Masjid Nabawi

Ketika menziarahi Rasulullah jangan melakukan hal-hal yang tak sesuai syariat.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Subarkah
Masjid Nabawi di Kota Madinah al-Munawarah mulai dipadati jamaah haji dari berbagai negara,  Rabu (21/8) malam waktu setempat. Jamaah haji Indonesia gelombang kedua baru tiba di Madinah pada Rabu siang. Selama di Madinah, jamaah Indonesia akan melaksanakan shalat 40 waktu (arbain) di Nabawi.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Masjid Nabawi di Kota Madinah al-Munawarah mulai dipadati jamaah haji dari berbagai negara, Rabu (21/8) malam waktu setempat. Jamaah haji Indonesia gelombang kedua baru tiba di Madinah pada Rabu siang. Selama di Madinah, jamaah Indonesia akan melaksanakan shalat 40 waktu (arbain) di Nabawi.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Imam Ghazali berpesan, ketika kita diberikan mengunjungi Masjid Nabawi, pusatkan hati dan pikiran untuk mengingat Allah SWT dan umat Islam generasi pertama. Pesan Imam Ghazali itu disampaikan Ahmad Rofi Usmani dalam kitabnya 'Makkah dan Madinah'.

"Bila anda telah tiba di Masjid Nabawi, hendaknya anda ingat, Masjid itu adalah tempat lapang yang dipilih Allah SWT. Bagi nabinya, kaum muslimin angkatan pertama, dan kelompok kelompok orang-orang istimewa," katanya.

 

Di Masjid Nabawi wahyu Allah SWT diturunkan dan disampaikan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya. Dan sahabat telah bersedia mengambil bagian untuk mengamalkan serta menyampaikankannya keseluruh alam.

 

Untuk itu kata Imam Ghazali hendaknya selalu ingat, apa-apa yang diwajibkan oleh Allah SWT pertama ditegakkan di Masjid Nabawi itu. Di tempat lapang itu pula dihimpun makhluk-makhluk Allah SWT yang paling utama. 

 

"Baik sama-sama mereka masih hidup maupun selepas berpulang. Karena itu kamu hendaknya anda benar-benar berharap kiranya Allah SWT melimpahkan rahmatnya, dengan masuknya anda ke dalamnya," katanya.

 

Ketika telah sampai di depan gerbang pintu Masjid Nabawi, masuklah dengan langkah dan sikap tenang serta mengagungkannya. Betapa layak tempat itu membangkitkan kedamaian dalam kalbu orang yang beriman.

 

Setelah selesai mengerjakan amalan di Masjid Nabawi hendaknya mendekat (berziarah) ke makam Rasulullah. Sapa Rasulullah dengan shalawat dan salam, berdoa agar Rasullah memberikan syafaatnya.

 

"Ketika menziarahi Rasulullah hendaknya kita berdiri di hadapan beliau dan hendaknya kita memandang beliau dengan penuh hormat, tidak menyentuh dan tak memeluk tubuh beliau," tutur Imam Ghazali.

 

Akan tetapi, berdiri lah sedikit menjauh dari beliau bagaikan berdiri di hadapan beliau. Karena kata Imam Ghazali seperti itulah yang selayaknya kita lakukan meski Rasulullah telah berada di dalam makam.

 

"Menyentuh dan memeluk orang lain yang berada di depan seseorang merupakan kebiasaan kaum Nasrani dan Yahudi," katanya.

 

Imam Ghazali memastikan meski Rasulullah telah dimakamkan, beliau tahu siapa di antara umatnya yang datang ke Masjid Nabawi menziarahinya. Untuk itu kita tak perlu berlebihan ketika menziarahi Rasulullah dengan melakukan hal-hal yang tak sesuai syariat.

 

"Perlu di ketahui Rasulullah SAW tahu anda datang, tegak dan menziarahi beliau. Salama dan shalawat anda pun sampai kepada beliau," tutur Imam Ghazali.

 

Karena itu bayangkan dalam benak kita sosok mulai beliau. ulia beliau yang terletak dalam lubang makam di hadapan di hadapan kita ta dan hadirkan keagungan kedudukan beliau dalam kalbu kita. Dituturkan dari beliau bahwa Allah SWT mewakilkan di makam beliau seorang malaikat yang menyampaikan salam seseorang dari umat yang mengirimkan salam kepada beliau.

 

Nabi SAW berpesan barangsiapa mengucapkan shalawat kepadaku sekali, niscaya Allah melimpahkan rahmatn-Nya kepada kita sepuluh kali. Itu adalah balasan bagi seseorang yang mengucapkan shalawat kepada Nabi.

 

"Bisa dibayangkan bagaimana halnya bagi seseorang yang hadir dengan tubuhnya untuk menziarahi beliau?" tutur Imam Ghazali.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement