Sabtu 12 Jun 2021 15:15 WIB

Jejak Pembuatan Kiswah Kabah

Dinasti Mamluk mengganti warna kiswah menjadi hitam kembali hingga saat ini.

Rep: ali/ Red: Esthi Maharani
  Proses penggantian kain kiswah Kabah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (30/7).
Foto: EPA-EFE/SAUDI MINISTRY OF MEDIA
Proses penggantian kain kiswah Kabah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (30/7).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ahmad Rofi Usmani dalam bukunya 'Makkah dan Madinah' menjelaskan tentang jejak pembuatan kiswah Kabah. Disebutkan, kiswah ini pertama kali dipersiapkan oleh Raja Himyar, Yaman As'ad Abu Karb Al-Humairi.

"Saat itu kiswah dibuat dari kulit," katanya.

Akan tetapi, seiring bergulirnya waktu, kiswah kemudian dibuat dari kain qibathi yakni sejenis kain yang dibuat orang koptik di Mesir. Selepas itu, Muawiyah bin Abu Sufyan, pendiri Dinasti Umawiyyah di Damaskus, Suriah, menggantinya dengan kiswah berwarna hitam yang dibuat dari kain sejenis sutra halus dan mengilap, tiruan dari Sutra Cina.

Kiswah yang semula terdiri dari satu lapis kain kemudian dibuat terdiri dari dua lapis kain. Kiswah ini kemudian diganti oleh Hisyam Ibn Abdul Malik (memerintah antara 105-125H/724-743M, penguasa ke-10 dinasti Umawiyah) dengan sutra tebal.

 

Ketika dunia Islam berada di bawah kendali Dinasti Abbasiyah dengan pusat pemerintahan di Bagdad  Irak, Al Mahdi Ibn Abu Ja'far Al-Mansur, penguasa ketiga dinasti tersebut memerintahkan agar kiswah dibuat dari sutra "khuz'. Kala itu, kiswah didatangkan dari Mesir dan Yaman.

"Pada masa ini pula kiswah sudah mulai dibuat terdiri dari tiga lapis dan berwarna hitam," katanya.

Namun, ketika dinasti Fatimiyah berkuasa di Mesir, kiswah sudah dibuat dari sutra berwarna putih, sesuai dengan lambang dinasti itu dan juga disulam dengan benang emas yang diberi wewangian.

Saat Sultan Al-Zhahir Baibars dari Dinasti Mamluk di Mesir berkuasa, ia mengganti warna kiswah menjadi hitam kembali hingga saat ini. Selepas itu, ketika Raja Shalih Ismail Qawalun (seorang penguasa dari Dinasti Mamluk) di Mesir berkuasa, membuka tiga perkampungan baru yang khusus memenuhi pembuatan kiswah  

Pada 947H/1519M Sultan Salim dari Dinasti Utsmaniyah di Turki, memperluas perkampungan itu menjadi tujuh perkampungan. Bahkan, pada masa pemerintahan Muhammad Ali Pasya, dibuka departemen khusus urusan kiswah sehingga, Mesir selama berabad-abad menjadi pemasok kiswah Ka'bah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement