Senin 14 Jun 2021 11:11 WIB

Warga Maroko Enggan Sewakan Tempat ke Kepala Misi Israel

Pemilik properti menolak setelah mengetahui penyewa adalah diplomat Israel.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
  Warga Maroko menggelar aksi damai mendukung rakyat Palestina.
Foto: EPA-EFE/Jalal Morchidi
Warga Maroko menggelar aksi damai mendukung rakyat Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Kepala misi Israel untuk Maroko, David Gorin, belum menemukan tempat untuk membuka kantornya. Selama hampir enam bulan di Maroko, Gorin masih bekerja dari hotel.

Govrin diangkat sebagai kepala kantor penghubung Israel di Maroko pada Januari, setelah negara tersebut menormalkan hubungan dengan Israel akhir tahun lalu. Maroko menjadi negara Arab keempat yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel dalam hampir dua tahun terakhir.

Baca Juga

Menurut laporan media di Maroko serta Israel, orang-orang di ibu kota Rabat menolak untuk menyewakan tempat kepada utusan Israel.  “Agen yang disewa untuk mencari akomodasi bagi Govrin menemukan tempat tinggal yang sesuai di kompleks perumahan di daerah kelas atas di Rabat. Govrin setuju dan berpikir bahwa flat tersebut memiliki keamanan yang diperlukan,” ujar laporan media lokal surat kabar Assahifa pekan lalu.

 “Namun, masalahnya adalah pemiliknya dengan tegas menolak untuk menyewakan properti mereka setelah mengetahui bahwa orang yang akan menyewa adalah seorang diplomat Israel," ujar laporan Assahifa.

Surat kabar Assahifa mengutip sumber di Maroko mengatakan bahwa hal serupa telah terjadi di kompleks perumahan lain di daerah itu. Hingga kini, Govrin yang merupakan mantan duta besar untuk Mesir, masih tinggal di hotel di ibu kota Rabat.

Pengumuman normalisasi hubungan dengan Israel pada Desember lalu telah memicu kecaman dan aksi protes di Maroko. Sebagai tanggapan atas kecaman serta kritik tersebut, Maroko mengatakan bahwa hubungan negara tersebut dengan Israel sudah normal dan langkah itu sama saja dengan dimulainya kembali hubungan bilateral.

“Dari sudut pandang kami, kami tidak berbicara tentang normalisasi karena hubungan sudah normal. Kami berbicara tentang (memformalkan kembali) hubungan antara negara-negara dengan hubungan yang kami miliki, karena ada hubungan sepanjang waktu. Mereka tidak pernah berhenti,” kata Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Yedioth Ahronoth tahun lalu.

Belum lama ini ribuan orang Maroko menggelar aksi protes di kota-kota di seluruh negeri, untuk mengecam pemboman Israel di Jalur Gaza yang belangsung selama 11 hari sejak 10 Mei lalu. Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa menuntut penutupan kantor penghubung Israel di Maroko. Rizky Jaramaya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement