Senin 14 Jun 2021 19:04 WIB

Tolak Film, Muslim Selandia Baru: Ini Cerita Kami

Komunitas Muslim Selandia Baru tak berhenti menyuarakan penolakannya.

Perdana Menteri Jacinda Ardern (tengah, berkerudung krem) meresmikan plakat peringatan bagi korban teror penembakan di Masjid Al-Noor, Christchurch, Selandia Baru, Kamis (24/9).
Foto: AP Photo/Mark Baker
Perdana Menteri Jacinda Ardern (tengah, berkerudung krem) meresmikan plakat peringatan bagi korban teror penembakan di Masjid Al-Noor, Christchurch, Selandia Baru, Kamis (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Komunitas Muslim Selandia Baru tak berhenti menyuarakan penolakannya terkait rencana pembuatan film yang mengisahkan penembakan Masjid Christchurch, Selandia Baru. Komunitas Muslim menuntut film itu dibatalkan.

Sara Qasem, yang ayahnya terbunuh dalam serangan itu, menyebut film tersebut berisi narasi kulit putih. Menurutnya, hal tersebutlah yang menyakit komunitas Muslim, pihak yang paling tersakiti dalam serangan tersebut.

Baca Juga

Sebanyak 51 orang jamaah Masjid al Noor, Christchurch, meninggal dunia akibat serangan tersebut. Selain itu, banyak jamaah yang mengalami cedera serius.  Saat ini, petisi untuk menghentikan produksi film telah digaungkan. Lebih dari 55 ribu orang telah menandatangani petisi tersebut.

"Apakah ada pembicaraan dengan kami? Bagaimana bisa orang melakukan hal ini tanpa mempertimbangkan cerita kami," kata Qasem seperti dilansir tvnz.co.nz, Senin (14/6).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement