Selasa 15 Jun 2021 13:20 WIB

Neraca Dagang Kembali Surplus, BPS: Tetap Waspadai Pandemi

Neraca perdagangan pada Mei 2021 surplus sebesar 2,36 miliar dolar AS.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto.
Foto: dok. Humas BPS
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan kembali mencatatkan surplus sebesar 2,36 miliar dolar AS pada Mei 2021. Itu memberikan capaian surplus dalam tiga belas bulan terakhir. Meski begitu, BPS meminta agar pemerintah dan pemangku kepentingan tetap mewaspadai dampak pandemi Covid-19.

Kepala BPS, Suhariyanto, menyampaikan, surplus neraca dagang pada Mei sebesar 2,36 miliar dolar AS diperoleh dari capaian ekspor sebesar 16,6 miliar dolar AS dan impor 14,23 miliar dolar AS.

Baca Juga

Meski keduanya masing-masing mengalami penurunan 10,25 persen dan 12,16 persen dari April 2020 (mtm), surplus masih diperoleh karena nilai ekspor yang melampaui impor. Adapun dibanding Mei 2020 (yoy) baik ekspor dan impor masih mencatat kenaikan masing-masing 58,7 persen dan 68,6 persen.

"Performa ini betul-betul menjanjikan tapi kita harus tetap waspada karena masih ada risiko besar yang membayangi perekonomian Indonesia dan negara lain karena pandemi," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (15/6).

Suhariyanto mengingatkan, angka penularan Covid-19 dalam sepekan terakhir cukup tinggi. Di India, yang sempat mengalami lonjakan penularan berujung pada menurunnya geliat industri. Hal itu pun tercermin dari kinerja ekspor Indonesia ke India yang turun 290 juta dolar AS, penurunan terbesar ketiga setelah Korea Selatan dan Jepang.

"Kita berharap program vaksinasi yang semakin lancar dan patuhnya masyarakat terhadap protokol kesehatan bisa menumbuhkan keyakinan dunia usaha sehingga performa makin bagus," ujarnya menambahkan.

Ia menambahkan, sepanjang Mei 2021, Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang terbesar dengan Amerika Serikat yang mencapai 1,08 miliar dolar AS. Kemudian diikuti Filipina sebesar 539,2 juta dolar AS dan Malaysia 444,2 juta dolar AS.

Adapun kinerja defisit yakni perdagangan dengan China di mana defisit 512,5 juta dolar AS. Selanjutnya diikuti Australia 332,6 juta dolar AS dan Korea Selatan 185,5 juta dolar AS.

Sementara itu untuk neraca perdagangan kumulatif Januari-Mei 2021, BPS mencatat surplus dagang tembus 10,17 miliar dolar AS. Itu merupakan angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.

"Dari Januari ke Mei kita surplus dan angka surplus di Mei adalah yang tertinggi selama 2021. Kita berharap ke depan kita terus mengalami surplus yang lebih tinggi," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement