Rabu 16 Jun 2021 15:26 WIB

Studi Inggris: Pfizer & AstraZeneca Ampuh Lawan Varian Delta

Studi terbaru sebut dua dosis vaksin Pfizer & AstraZeneca ampuh lawan varian Delta.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nora Azizah
Studi terbaru sebut dua dosis vaksin Pfizer & AstraZeneca ampuh lawan varian Delta.
Foto: Prayogi/Republika.
Studi terbaru sebut dua dosis vaksin Pfizer & AstraZeneca ampuh lawan varian Delta.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dalam studi yang dilakukan Public Health England, dijelaskan bahwa dua vaksin yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca, sangat efektif dalam mencegah dampak varian Delta. Klaim itu, didasarkan setelah responden mendapat dua dosis di masing-masing vaksin.

"Sangat penting untuk mendapatkan kedua dosis segera setelah ditawarkan kepada Anda, untuk mendapatkan perlindungan maksimal terhadap semua varian yang ada dan yang muncul," kata kepala imunisasi PHE, Mary Ramsay, dikutip dari fierce pharma, Rabu (16/6).

Baca Juga

Dijelaskan, penelitian yang dilakukan dalam studi itu melibatkan 14.019 orang di Inggris yang telah tertular virus varian Delta. Dari mereka, 166 di antaranya telah dirawat di rumah sakit dari 12 April hingga 4 Juni.

Menariknya, satu suntikan vaksin mRNA yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech bekerja jauh lebih baik (94 persen) daripada satu suntikan vaksin AZ (71 persen) untuk mencegah rawat inap. Menanggapi hal itu, CEO Pfizer, Albert Bourla, mengatakan bahwa begitu varian Delta mulai muncul, perusahaannya merespons dengan menguji vaksinnya terhadap mereka.

“Saya merasa cukup nyaman bahwa kita menutupinya,” kata Bourla tentang ancaman dari ketegangan Delta. 

Karenanya, pihak Pfizer ia klaim tidak akan membutuhkan vaksin khusus untuk varian itu. Namun demikian, dikatakan studi, jika suntikan AstraZeneca dalam memberikan perlindungan terhadap gejala varian Delta hanya mencapai 64 persen, hasil itu, tetap dijelaskan oleh pihak pengembang bahwa suntikannya tetap bisa memerangi virus.

“Data menunjukkan bahwa vaksin akan terus memiliki dampak yang signifikan di seluruh dunia mengingat bahwa vaksin itu terus menyumbang sebagian besar pasokan ke India dan fasilitas COVAX,” ungkap Mene Pangalos, kepala R&D AstraZeneca.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement