Rabu 16 Jun 2021 16:26 WIB

YSDF Data Daerah Terpencil untuk Distribusi Hewan Kurban

Persebaran hewan kurban diusahakan lebih merata dan tidak menumpuk di satu kota.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Tim distribusi Ekspedisi Kurban Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) melakukan survei di beberapa daerah terpencil.
Foto: Dokumen.
Tim distribusi Ekspedisi Kurban Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) melakukan survei di beberapa daerah terpencil.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim distribusi Ekspedisi Kurban Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) melakukan survei di beberapa daerah terpencil, dalam upaya mencari tahu daerah-daerah yang layak diberi bantuan hewan kurban. Berdasarkan survei yang dilakukan, tim dari YDSF mendapati belasan titik di daerah Situbondo dan Bondowoso yang jarang melakukan penyembelihan hewan kurban.

Koordinator Tim Survei Ekspedisi Kurban YDSF, Pugut Ranto Priono Sandi mengatakan, kegiatan survei dilakukan dalam usaha menemukan titik-titik baru pendistribusian hewan kurban. Agar persebaran hewan kurban lebih merata dan tidak menumpuk di satu kota.

"Selama beberapa hari ini kami keliling ke beberapa daerah terpencil di Jawa Timur, dan hasilnya ternyata banyak sekali titik-titik yang tidak pernah mendapatkan atau menyembelih hewan kurban," kata Pugut, Rabu (16/6).

Pugut menjelaskan, hingga saat ini timnya masih disebar ke beberapa daerah lain untuk mendapatkan lokasi baru pendistribusian hewan kurban. Ia berharap, semakin banyak daerah miskin yang terdata, maka akan semakin mudah pula pendistribusian hewan kurban hingga ke pelosok desa.

 

Dari data yang dihimpun, lanjut Pugut, nantinya akan langsung ditawarkan kepada para mudahi (pequrban) sebagai titik salur hewan kurban. "Tahun ini kami target bisa menghimpun  2.500 hewan kurban. Semoga tahun ini kami bisa melampaui target itu sehingga bisa lebih banyak lagi masyarakat di pelosok yang merasakan manfaatnya," ujar Pugut.

Di antara salah satu titik yang dimaksud adalah Dusun Bendusah, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, Situbondo. Warga di dusun yang sering dilanda kekeringan ini mengaku lebih dari 10 tahun tidak pernah merasakan daging kurban. Bahkan mereka lupa kapan terakhir makan daging.

"Tak tahu saya, kapan terakhir makan daging. Di sini sudah lama tak ada orang nyembelih hewan qurban saat hari raya," kata Ruhani (72), warga RT 01 Dusun Bendusah.

Ahmad Zaki, Kepala RT 01 menuturkan, selain lama tidak ada penyembelihan hewan kurban, wargannya yang terdiri dari 200 jiwa itu juga jarang menerima bantuan. Padahal, menurutnya, mayoritas mereka kondisinya sangat miskin. "Semoga aja ada yang mau qurban di sini. Tolong diusahakan ya, Mas," harap Zaki.

Kondisi lebih miris dirasakan warga Desa Solor, Kecamatan Cerme, Bondowoso. Sebanyak 11 dusun di daerah terpencil ini malahan sudah lebih dari 20 tahun tidak ada penyembelihan hewan kurban. Pun kiriman daging kurban dari daerah lain.

"Saya lupa kapan ada penyembelihan. Kami bisa makan daging kalau ada tetangga yang akikahan," kata Waginah (37), warga Dusun Tolabeng.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement