Rabu 16 Jun 2021 17:21 WIB

Rusia: Tekanan AS tak Redakan Situasi

Biden dan Putin dijadwalkan bertemu di Villa La Grange di Jenewa, Swiss pada Rabu ini

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Presiden Rusia Vladimir Putin
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko/AP Pool
Presiden Rusia Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pernyataan yang datang dari Amerika Serikat (AS) tentang perlunya menekan Rusia tidak meredakan situasi. Hal itu disampaikan menjelang pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

 

Baca Juga

“Masih ada getaran yang mendukung perlunya berbicara dengan Moskow melalui penahanan, tekanan, dan sebagainya. Kita semua mendengar kata-kata bahwa Moskow harus membayar untuk ini, untuk itu. Ini, tentu saja, tidak meredakan suasana umum,” kata Peskov, dilaporkan laman Sputnik, Rabu (16/6).

 

Namun dia menekankan, bagaimanapun, kedua belah pihak, baik Putin maupun Biden, memiliki niat untuk berbicara. “(Presiden Putin) selalu jelas dalam hal menguraikan garis merah untuk Rusia,” ujar Peskov.

Peskov berpendapat, ada tanda positif dalam retorika Amerika yang menyerukan dialog dengan Rusia. Hal itu, menurutnya, bakal dicatat oleh Putin. Peskov memperkirakan salah satu topik yang bakal disorot dalam pertemuan adalah tentang Ukraina.

 

Peskov mengatakan pernyataan Biden tentang kemungkinan bergabungnya Ukraina dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan dipertimbangkan Moskow. "Ini adalah elemen baru, tidak ada pernyataan seperti itu sebelumnya. Tentu saja, di Moskow, kami memberikan perhatian penuh. Saya tidak ragu bahwa, jika perlu, Presiden (Putin) akan dengan jelas menguraikan posisi kami," ucapnya.

 

Biden dan Putin dijadwalkan bertemu di Villa La Grange di Jenewa, Swiss, pada Rabu (16/6). Ada sejumlah topik yang bakal mereka bahas antara lain tentang stabilitas strategis, kejahatan siber, penanganan pandemic Covid-19, dan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement