Rabu 16 Jun 2021 19:41 WIB

Santri Ponpes Al Quraniyah Positif Covid-19 Bertambah

Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Ponpes Al-Quraniyah jadi 51 orang.

Rep: Lilis sri handayani/ Red: Esthi Maharani
Ponpes Al Quraniyah.
Foto: Alqsyibaweh.blogspot.com
Ponpes Al Quraniyah.

IHRAM.CO.ID, MAJALENGKA – Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang menimpa para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Qur'aniyah Kecamatan/Kabupaten Majalengka, semakin bertambah. Meski demikian, mereka tidak menunjukkan gejala dan telah melakukan isolasi mandiri di gedung yang disiapkan pemerintah daerah setempat.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Harizal Harahap melalui Sekretaris Dinas Kesehatan, Agus Susanto, menjelaskan, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di ponpes tersebut kini menjadi 51 orang.

Dari jumlah itu, terang Agus, sebanyak 47 santri kini menjalani isolasi mandiri di Gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang disediakan pemerintah daerah setempat. Sedangkan empat orang lainnya, menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

‘’Kondisi para santri, semuanya Alhamdulillah tidak ada gejala. Kami setiap hari terus melakukan pemeriksaan terhadap mereka,’’ ujar Agus kepada Republika, Rabu (16/6).

Selain itu, lanjut Agus, pemda juga menanggung seluruh kebutuhan para santri selama menjalani isolasi. Menurutnya, Bupati Majalengka, Karna Sobahi, juga telah meminta agar semua pihak yang terkait turut membantu penanganan kasus di ponpes tersebut.

‘’Semua berjibaku untuk mengatasi masalah ini,’’ cetus Agus.

Seperti diberitakan, sebanyak 35 santri Ponpes Al-Qur'aniyah Kecamatan/Kabupaten Majalengka, dinyatakan positif Covid-19. Namun dari hasil tracing lebih lanjut, kasus itu jadi bertambah menjadi 51 orang.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur'aniyah Majalengka, KH Yuyud Aspiyudin, mengaku tidak mengetahui secara pasti dari mana sumber paparan Covid-19 di lingkungan pesantrennya. Pasalnya, dia sudah menerapkan prokes secara ketat.

Bahkan, selama setahun terakhir, proses pembelajaran santri dilakukan dengan tidak tatap muka secara langsung. Para santri tetap belajar di pondok. Sedangkan gurunya tetap di rumah (Work From Home). Pembelajaran dilakukan dengan pemberian tugas oleh guru, tanpa melakukan tatap muka.

Yuyud pun melarang para santri pulang ke rumahnya masing-masing selama setahun terakhir. Kalaupun ada santri yang terpaksa pulang karena ada keperluan keluarga mendesak, mereka diharuskan membawa hasil tes antigen saat datang kembali ke pesantren.

Meski demikian, para santri memang sempat pulang saat libur lebaran kemarin. Namun, saat kembali ke pesantren, para santri diharuskan menjalani tes antigen sesaat sebelum memasuki lingkungan pesantren dan hasilnya menunjukkan semua negatif.

‘’Ini mungkin sudah takdir dari Allah SWT yang harus diterima. Karena saya sebagai pimpinan pesantren, sudah sangat memperhatikan protokol kesehatan demi kesehatan santri,’’ tandas Yuyud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement