Rabu 16 Jun 2021 20:00 WIB

Kemenkes Tunggu Hasil Vaksin Merah Putih Jadi Booster

Vaksin merah putih diharapkan bisa digunakan untuk vaksinasi ulang (booster).

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia saat ini masih mengembangkan vaksin Covid-19 dalam negeri Merah Putih. Vaksin merah putih diharapkan bisa digunakan untuk vaksinasi ulang (booster). Kendati demikian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih menunggu hasil uji klinis dan kajian ilmiah vaksin ini, termasuk terkait kemungkinan bisa menjadi booster.

"Kami tunggu saja hasil uji klinis dan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," kata Juru Bicara Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (16/6).

Baca Juga

Ia menambahkan, memang sebagian besar vaksin influenza perlu disuntikan setiap tahun. Namun, dia melanjutkan, Kemenkes masih menunggu kajian ilmiah mengenai masalah ini sehingga tidak melakukan langkah mendahului.

"Yang pasti vaksin ini (Merah Putih) bisa digunakan tahun depan," ujarnya.

Sebelumnya Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Ismunandar mengatakan, apabila vaksin Merah Putih belum siap dalam waktu dekat, maka vaksin Merah Putih akan menjadi alternatif persediaan vaksin di masa depan.

"Baik sebagai booster kita belum tahu apakah memang vaksin atau vaksinasi yang telah kita peroleh, beberapa dari kita itu sudah memperoleh itu akan bisa mempertahankan imunitas kita atau diperlukan booster di tahap-tahap tertentu, atau untuk mengantisipasi varian virus baru," kata Ismunandar, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/6)

Adapun pengembangan vaksin tersebut dilakukan di tujuh lembaga antara lain LBM Eijkman, LIPI,  Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung. Untuk vaksin LBM Eijkman merupakan vaksin berbasis protein rekombinan. Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) diharapkan dapat  diperoleh pada 2022.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement