Kamis 17 Jun 2021 11:15 WIB

Turki akan Restorasi Masjid yang Dibangun Sahabat Rasul

Turki akan memperbaiki Masjid Al Nejashi di wilayah paling utara Ethiopia

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Masjid Al Nejashi yang rusak akibat konflik di Tigray.
Foto: middleeasteye.net
Masjid Al Nejashi yang rusak akibat konflik di Tigray.

IHRAM.CO.ID, ADDIS ABABA -- Lembaga bantuan pembangunan negara dari Turki, Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (TIKA), berjanji untuk memperbaiki Masjid Al Nejashi yang terkenal di wilayah paling utara Ethiopia, Tigray. Hal tersebut diumumkan oleh TIKA pada Rabu (16/6) waktu setempat.

Masjid Al Nejashi adalah bangunan abad ketujuh, yang merupakan masjid pertama di Ethiopia. Menurut sejarah, masjid ini dibangun oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW setelah mereka diasingkan dari Makkah dan bermigrasi melintasi Laut Merah.

Empat tahun lalu masjid tersebut mengalami pemugaran besar-besaran dengan dukungan TIKA. Namun, dalam konflik bersenjata baru-baru ini, masjid mengalami kerusakan yang cukup besar akibat tembakan mortir.

Tigray telah menjadi sorotan sejak November lalu, ketika pemerintah Ethiopia melancarkan operasi penegakan hukum di wilayah tersebut terhadap separatis Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).

Menurut PBB, lebih dari satu juta orang telah mengungsi di Tigray karena konflik yang sedang berlangsung, yang telah menyebabkan lebih dari 5 juta orang sangat membutuhkan bantuan pangan.

"Kami telah melakukan kontak dengan pihak berwenang di (ibukota Tigray) Mekele. Biarkan semuanya tenang, dan kami akan memulihkan masjid tersebut," kata koordinator TIKA di Ethiopia, Cengiz Polat, dilansir di Anadolu Agency, Kamis (17/6).

Pekan lalu, TIKA mengirim bantuan kemanusiaan ke Tigray di mana, menurut Polat, warga sipil menderita lebih dari sebelumnya karena konflik. Donasi tersebut mencakup berton-ton bahan makanan pokok, termasuk lentil, beras, minyak, dan tepung.

"Pemerintah Turki akan segera memberikan sumbangan lain untuk barang-barang non-makanan," tambahnya.

Pada 2005, TIKA membuka kantor pertamanya di negara Tanduk Afrika itu. Polat mengatakan, baru sebulan yang lalu mereka memberikan bantuan ke kamp pengungsi Legatafo di pinggiran (ibu kota) Addis Ababa, dan mereka membantu pusat kanker Ethiopia dan juga sebuah panti asuhan.

"Kami hanya ingin menunjukkan bahwa Ethiopia sangat penting bagi kami di Afrika, dan kami ingin meningkatkan hubungan kami dengan Ethiopia dan kami ingin membantu Ethiopia di masa-masa sulit ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement