Kamis 17 Jun 2021 11:58 WIB

China: Penyelidikan Asal Usul Covid-19 Harus Diarahkan ke AS

China dan AS saling tuding mengenai asal-usul Covid-19

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera China. Seorang pakar senior China mengatakan, penyelidikan  tentang asal usul Covid-19 harus diarahkan ke Amerika Serikat (AS).
Foto: ABC News
Bendera China. Seorang pakar senior China mengatakan, penyelidikan tentang asal usul Covid-19 harus diarahkan ke Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Seorang pakar senior China mengatakan, penyelidikan  tentang asal usul Covid-19 harus diarahkan ke Amerika Serikat (AS). Sebuah penelitian menunjukkan virus corona kemungkinan beredar di AS pada awal Desember 2019. 

Studi yang diterbitkan minggu ini oleh Institut Kesehatan Nasional AS (NIH), menunjukkan bahwa setidaknya tujuh orang di lima negara bagian AS terinfeksi SARS-CoV-2, beberapa minggu sebelum kasus pertama dilaporkan. Ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Zeng Guang, mengatakan kepada tabloid milik negara Global Times bahwa, perhatian sekarang harus beralih ke AS. Karena pada tahap awal wabah, AS lambat untuk melakukan pengujian. Selain itu, AS juga merupakan rumah bagi banyak laboratorium biologi.

Baca Juga

"Semua subjek yang terkait senjata biologis yang dimiliki negara harus diawasi," kata Zeng. 

Mengomentari penelitian yang diterbitkan pada Rabu (16/6), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan, asal usul wabah Covid-19 bisa dari mana saja. Menurutnya, negara-negara lain harus bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Asal usul pandemi telah menjadi sumber ketegangan politik antara China dan AS. Amerika Serikat menduga virus corona berasal dari kebocoran laborarorium di Institut Virologi Wuhan.

Sebuah laporan oleh laboratorium nasional pemerintah AS menyimpulkan bahwa, sangat masuk akal jika virus tersebut telah bocor dari laboratorium Wuhan. Sebuah studi sebelumnya telah meningkatkan kemungkinan bahwa SARS-CoV-2 dapat beredar di Eropa pada awal September. Tetapi para ahli mengatakan, penemuan tersebut tidak mengubah penelitian yang menyebutkan bahwa virus corona berasal dari China. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement