Kamis 17 Jun 2021 19:28 WIB

2021, Bank Dunia Ramal Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,4 Persen

Sentimen konsumen dan penjualan ritel mulai membaik pada kuartal kedua

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 4,4 persen pada tahun ini. (ilustrasi)
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 4,4 persen pada tahun ini. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 4,4 persen pada tahun ini. Hal ini disebabkan ketidakpastian masih sangat tinggi pada tahun ini.

Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Habib Rab mengatakan, kasus pandemi Covid-19 semakin meningkat di berbagai negara. "Masuk ke dalam makro ekonomi, saya katakan bahwa ada margin ketidakpastian yang sangat tinggi. Apabila kami melihat proyeksi ekonomi atau pertumbuhan yaitu 4,4 persen pada 2021," ujarnya saat acara Indonesia Economic Prospects Launch June 2021, Kamis (17/6).

Laporan tersebut juga menyoroti pertumbuhan konsumsi dan investasi melambat selama kuartal pertama 2021, sentimen konsumen dan penjualan ritel mulai membaik pada kuartal kedua. Hal ini menunjukkan momentum pertumbuhan yang lebih kuat.

Sementara itu Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen, menambahkan langkah mempercepat distribusi vaksin, memastikan testing yang memadai maupun diambilnya tindakan terkait kesehatan masyarakat lainnya, serta mempertahankan dukungan moneter dan fiskal yang kuat dalam waktu dekat sangat penting untuk mendorong pemulihan Indonesia.

“Secara paralel, reformasi untuk memperkuat iklim investasi, memperdalam pasar keuangan, dan meningkatkan ruang fiskal untuk keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang akan menjadi penting untuk lebih lanjut membangun kepercayaan konsumen dan investor,” ucapnya.

Laporan terbaru "Indonesia Economic Prospects" periode Juni 2021 juga merekomendasikan agar pemerintah mengembangkan strategi fiskal jangka menengah dengan urutan yang baik, termasuk rencana yang jelas untuk meningkatkan pendapatan pajak dan ruang fiskal untuk belanja prioritas.

Di samping itu, dibahas juga tentang pentingnya menjaga kebijakan moneter yang akomodatif dan mendorong kredit swasta untuk mendukung sektor riil sambil memantau kerentanan eksternal dan keuangan. Adapun laporan juga menyoroti peran penting bantuan sosial yang memadai dalam upaya mengurangi risiko terkait kemiskinan yang meningkat.

“Dengan dipertahankannya paket bantuan sosial seperti pada 2020 pada 2021 berpotensi menjaga 4,7 juta orang Indonesia tetap berada di luar kemiskinan,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement