Jumat 18 Jun 2021 16:34 WIB

Vaksinasi Covid-19 di Sumbar Peringkat Tiga Terbawah

Ada sejumlah hal menyebabkan vaksinasi di Sumbar rendah.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Vaksinasi Covid-19 di Sumbar Peringkat Tiga Terbawah. Foto:  Vaksinator mempersiapkan vaksin Covid-19 sebelum diberikan kepada warga (ilustrasi).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Vaksinasi Covid-19 di Sumbar Peringkat Tiga Terbawah. Foto: Vaksinator mempersiapkan vaksin Covid-19 sebelum diberikan kepada warga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Sumatra Barat mencatatkan capaian vaksinasi peringkat tiga terbawah dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar Arry Yuswandi mengatakan ada beberapa alasan vaksinasi di Sumbar rendah. Menurut dia, vaksinasi di Sumbar tidak mudah dilakukan karena ada masyarakat yang tidak bersedia divaksin dan ada juga yang tidak memenuhi persyaratan untuk diberi suntik vaksin.

"Contohnya kemarin kita bawa 20 lansia ke Puskesmas untuk divaksin, pas selesai pemeriksaan ke 20 nya tidak bisa divaksin, rata-rata akibat hipertensi dan ada penyakit penyerta lainnya," kata Arry, Jumat (18/6).

Baca Juga

Arry menjelaskan penyebab lain vaksinasi sulit dilakukan karena sangat sulit meyakinkan masyarakat karena begitu besarnya pengaruh isu negatif di media sosial.

Kemudian, masih ada ASN, pemangku kebijakan, pelayan publik, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang belum bersedia divaksin. Begitu juga dengan minim peran alim ulama untuk ikut sosialisasi vaksinasi ke kelompok tertentu.

 

Kendala vaksinasi juga terjadi karena belum terlihat hukuman bagi ASN diluar bidang kesehatan dalam peningkatan cakupan vaksinasi Covid-19. Selain itu juga terjadi minimnya sosialisasi ke lansia dan pra lansia karena belum bisa menjangkau sasaran secara merata.

Arry mengatakan sampai saat ini baru sekitar 23 persen vaksinasi berhasil dilakukan dari total sekitar 870 ribu orang divaksin dari tahap I dan tahap II. Meski demikian, pihaknya optimistis bahwa vaksinasi covid-19 di Sumbar akan terus meningkat.

"Kita optimistis, kita sifatnya proaktif seperti melakukan vaksin keliling, kalau tidak begitu tidak berhasil, misalnya petugas puskesmas datang ke nagari mengumpulkan lansia, termasuk melibatkan alim ulama, mudah-mudahan dukungannya makin kuat," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement