Selasa 22 Jun 2021 01:56 WIB

Pakar: Pandemi Berpeluang Menambah Populasi Yatim Piatu

Ini akan terjadi, bila tidak disikapi secara maksimal oleh pemerintah.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Balitbangkes Tjandra Yoga Aditama
Foto: Antara
Balitbangkes Tjandra Yoga Aditama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara periode 2018-2020, Prof Tjandra Yoga Aditama melaporkan, pandemi Covid-19 berisiko menambah populasi yatim piatu di Indonesia. Ini akan terjadi, bila tidak disikapi secara maksimal oleh pemerintah.

"Data 5 Juni 2021 di India ada 3.632 anak terpaksa menjadi yatim piatu karena kedua orang tuanya meninggal akibat Covid-19. Dan ada 26.176 anak yang kehilangan salah satu orang tuanya karena penyakit ini. Beberapa pihak bahkan menduga angkanya lebih tinggi lagi dari yang dilaporkan saat ini," katanya dalam pernyataan, Senin (21/6).

Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu mengemukakan, laju kasus Covid-19 di Tanah Air hingga Ahad (20/6) sudah menembus angka 13.737 jiwa. Yang lebih gawat adalah angka terkonfirmasi positif berdasar PCR lebih 40 persen. "Angka yang luar biasa tingginya," katanya.

 

photo
Sejumlah petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) memakamkan jenazah dengan protokol Covid-19 di TPU Cikadut, Jalan Cikadut, Mandalajati, Kota Bandung, Senin (21/6). (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

 

Menurut Tjandra, sisi lain dari angka statistik yang ada, yaitu dampak langsung pada yang sakit dan keluarganya, khususnya anak-anak yang harus kehilangan ayah atau ibunya yang meninggal karena sakit Covid-19. "Cukup banyak dari mereka yang meninggal terjadi karena peningkatan kasus dan kematian di India pada April hingga Mei 2021 ini," katanya.

Menurut Tjandra, beberapa pihak menyebut hal ini sebagai dampak membekas yang amat menyedihkan akibat pandemi atau tragic legacy of India's pandemic. "Mudah-mudahan jangan sampai terjadi di negara kita yang kasusnya sedang terus meningkat," katanya.

Dikatakan Tjandra, pemerintah India menyediakan anggaran yang relatif besar untuk kehidupan anak-anak yang kehilangan orang tua. "Tetapi 'nasi sudah menjadi bubur', anak-anak sudah kehilangan orang tuanya, jangan sampai hal seperti ini terjadi di negara kita," katanya.

Tjandra menambahkan, Covid-19 bukan hanya masalah kesehatan masyarakat, bukan hanya tentang pandemi, bukan hanya tentang dampak sosial ekonomi, tetapi ini adalah masalah mendasar kemanusiaan. Kasus yang masih terus meningkat di Indonesia, kata Tjandra, harus segera dikendalikan.  Salah satu upaya utamanya adalah dengan memperketat lagi pembatasan sosial secara nyata. 

"Kasus sudah meningkat beberapa kali lipat, maka kegiatan pembatasan sosial juga harus beberapa kali lipat lebih ketat lagi, tidak bisa hanya meneruskan program yang lama saja. Pengetatan secara nyata harus dilakukan agar jangan sampai terus jatuh korban secara menyedihkan," kata Tjandra.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement