Rabu 23 Jun 2021 07:40 WIB

Israel Izinkan Gaza Lanjutkan Ekspor Secara Terbatas

Israel telah mengizinkan dimulainya kembali ekspor komersial dari Jalur Gaza

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Seorang pedagang menyiapkan teh saat seorang pria Palestina duduk di samping kopernya sebelum melintasi perbatasan Rafah dengan Mesir, Jalur Gaza selatan, Minggu, 6 Juni 2021.
Foto: AP/Felipe Dana
Seorang pedagang menyiapkan teh saat seorang pria Palestina duduk di samping kopernya sebelum melintasi perbatasan Rafah dengan Mesir, Jalur Gaza selatan, Minggu, 6 Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel telah mengizinkan dimulainya kembali ekspor komersial dari Jalur Gaza secara terbatas. Ekspor kembali dibuka satu bulan setelah gencatan senjata yang menghentikan serangan selama 11 hari pada 10 Mei lalu di Jalur Gaza.

“Setelah evaluasi keamanan, keputusan telah dibuat untuk pertama kalinya sejak akhir (pertempuran) untuk memungkinkan ekspor hanya terbatas pada produk pertanian dari Jalur Gaza,” ujar Badan militer Israel yang mengelola urusan sipil di wilayah Palestina (COGAT) dilansir Aljazirah, Rabu (23/6).

Baca Juga

COGAT mengatakan mereka mengizinkan keran ekspor Gaza kembali dibuka atas persetujuan pemerintah Perdana Menteri Naftali Bennett. Pejabat Palestina yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan sebanyak 11 truk yang berisi pakaian diekspor melalui penyeberangan Karm Abu Salem (Kerem Shalom) untuk pertama kalinya dalam 40 hari.  Pada Ahad (20/6), Israel mengatakan akan mengizinkan ekspor pertanian terbatas dari Gaza.

Nezzar Ayyash dari serikat nelayan menerangkan Israel masih melarang ekspor ikan. Menurutnya Israel mengurangi penangkapan ikan lebih dari setengahnya. Israel juga membatasi nelayan agar mencari ikan di lokasi sejauh enam mil laut (11 kilometer) dan bukan 20 mil laut (37kilometer) seperti yang disepakati dalam Kesepakatan Oslo.

“Ini sangat buruk bagi kehidupan nelayan. Daya beli rendah di Gaza dan para nelayan hampir tidak dapat menutupi biaya bahan bakar mereka,” kata Ayyash.

Seorang pejabat dari komite penghubung Otoritas Palestina, Saleh al-Zeq, mengatakan Israel juga memberikan izin untuk membuka kembali layanan surat  masuk dan keluar dari Gaza. Ribuan paspor dan dokumen telah tertunda sejak pertempuran antara Israel dan Hamas yang pecah pada 10 Mei.

Namun, pembatasan lain oleh Israel tetap berlaku dan berdampak pada berbagai sektor di Gaza. Pada Senin (21/6), pabrik Pepsi di Gaza terpaksa tutup dan memberhentikan 250 pekerja karena Israel tidak mengizinkan impor bahan baku. Sebagai gantinya, perusahaan akan mengimpor produk minuman soda yang sudah jadi dari pabriknya di Tepi Barat yang diduduki.

“Bahan bakunya tidak diperbolehkan. Kami telah menunggu mereka selama 60 hari,” kata manajer pengembangan di pabrik Pepsi Gaza, Hammam Alyazji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement