Ahad 27 Jun 2021 01:30 WIB

Percakapan Ibrahim AS dengan Jibril di Arafah

Percakapan Ibrahim as dengan Jibril di Arafah

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Percakapan Ibrahim AS dengan Jibril di Arafah. Foto:  Jamaah haji melakukan wukuf di Arafah.
Foto: Arabnews.com
Percakapan Ibrahim AS dengan Jibril di Arafah. Foto: Jamaah haji melakukan wukuf di Arafah.

IHRAM.CO.ID,JAKARTA-- Arafah sangat erat dengan sejarah perjuangan Nabi Ibrahim. Ribuan tahun yang lampau ketika Nabi Ibrahim dan putranya Ismail as, selesai membangun Ka'bah oleh malaikat jibril disuruh thawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali. 

"Kemudian Ibrahim diajari tentang manasik mulai dari Safa ke Marwah, Mina, Muzdalifah dan Arafah," kata KH. Ahmad Chodri Romli dalam bukunya 'Ensiklopedi Haji dan Umrah'.

Baca Juga

Di kawasan Arafah sekarang ini Malaikat Jibril menanyakan Nabi Ibrahim dengan mengatakan "A'arafta (apakah engkau sudah mengerti, wahai Ibrahim?"

Lalu beliau menjawab, "Na'am, Araftu ( ya, saya telah mengerti)." Maka tempat itu dinamakan Arafah, yang maknanya mengerti, mengetahui.

KH Ahmad mengatakan, dalam versi lain disebutkan bahwa kawasan ini dinamai Arafah karena Nabi Adam dan Siti Hawa ta'arafa saling mengetahui bertemu kembali di tempat itu setelah keduanya diturunkan dari surga secara terpisah. Nabi Adam diturunkan di bumi al-hindi India, sedangkan Siti Hawa di Jeddah, atau tempat lain.

"Di kawasan Arafah, ada beberapa tempat yang mempunyai nilai sejarah, yaitu Lembah Urunan, Masjid An-Namiroh Jabal Rahmah," katanya.

Dalam konteks Haji, Arafah adalah tempat para jamaah haji melakukan salah satu rukun haji yang paling pokok, ya itu pada tanggal sembilan Dzulhijjah mulai sejak tergelincirnya matahari sampai terbitnya fajar tanggal 10 Dzulhijah keesokan harinya.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Puncak ibadah haji itu dengan melakukan wukuf di Arafah titik barangsiapa yang cukup sebelum terbit fajar tanggal 10 julhijah maka hukumnya dianggap sah."(HR. Tirmidzi Abu Daud dan Ibnu Majah).

"Itu adalah rentang waktu wukuf, tetapi bukan berarti bahwa orang yang berwukuf harus berada di sana sepanjang hari dan malam itu," katanya.

Sebab, keberadaan seseorang di Arafah pada tanggal dan hari itu walaupun sejenak, sudah dipandang cukup dan hukumnya sah. Wukuf harus dilaksanakan dalam wilayah Arafah di tempat mana pun asalkan masih di bagian padang Arafah. 

Jika di luar itu, termasuk dalam hal ini lembah Ururunah, maka wukufnya tidak sah. Tempat yang afdal adalah di Shakharat di kaki Bukit Jabal Rohmah. Sebab di sanalah  Rasulullah SAW wukuf seraya bersabda.

"Aku wukuf di sini Shaharat dan seluruh Arafah adalah tempat wukuf."

Imam Al-Mawardi menganjurkan bagi jamaah agar naik Jabal R!hmah lalu berdoa karena di tempat itulah para nabi melakukan wukuf ketika akan tetapi, pendapat ini dibantah oleh Imam Haramain(fuqoha di kalangan madzhab Syafi'i) seraya mengatakan bahwa mendekati Jabal Rahmah bukan merupakan suatu ibadah, walaupun banyak juga orang yang melakukannya. 

KH Ahmad mengatakan, sepanjang pengetahuannya bahwa naik Jabal Rahmah memang tidak disyariatkan apalagi wukuf di atasnya. Meskipun demikian, menurut hematnya kalau hanya sekedar naik dan tak melakukan ritual apapun ya tak mengapa.

"Karena kami juga tak pernah mendapat qaul yang melarangnya," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement