Senin 28 Jun 2021 22:29 WIB

DKI Temukan 128 Kasus Covid-19 Terkait Varian Baru Corona

Sebanyak 68 kasus di antaranya terkait varian Delta.

Rep: Febryan. A/ Red: Andri Saubani
Petugas berpatroli di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta, Minggu (27/6/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melarang aktivitas ziarah kubur selama pengetatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro hingga 5 Juli 2021, tetapi pengecualian berlaku untuk proses pemakaman jenazah yang boleh disertai maksimal 10 orang pengantar.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Petugas berpatroli di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta, Minggu (27/6/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melarang aktivitas ziarah kubur selama pengetatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro hingga 5 Juli 2021, tetapi pengecualian berlaku untuk proses pemakaman jenazah yang boleh disertai maksimal 10 orang pengantar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan DKI Jakarta hingga kini, berhasil mengidentifikasi 128 kasus terkait varian baru mutasi virus Covid-19. Sebanyak 68 di antaranya adalah varian Delta transmisi lokal.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, mengatakan, pihaknya secara aktif melakukan pemeriksaan sampel whole genome sequencing (WGS). Hasilnya, sebanyak 128 sampel dinyatakan sebagai variant of concern (VoC) per 28 Juni 2021.

Baca Juga

Perinciannya, 12 varian Alpha (B.117), tiga varian Beta (B.1.351), dan 113 varian Delta (B.1617.2).  Dari 128 VoC, kata Dwi, teridentifikasi sebanyak 35 kasus memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri (kasus impor). Dalam 35 kasus impor ini ada varian Alpha, Beta, dan Delta.

"Sebanyak 46 transmisi lokal varian Delta di DKI Jakarta. Lalu 22 transmisi lokal varian Delta di Debotabek yang pemeriksaannya dilakukan di Jakarta," kata Dwi dalam siaran pers Pemprov DKI Jakarta, Senin (28/6).

Sebanyak 25 kasus lainnya merupakan varian Delta. Tapi, masih dalam proses verifikasi apakah varian Delta dari luar negeri atau transmisi lokal.

Dwi pun mengimbau seluruh masyarakat tetap waspada. Sebab, varian baru ini lebih cepat menular dan menimbulkan gejala yang lebih berat.

Pada Senin (28/6), tercatat 8.348 kasus baru Covid-19 di DKI Jakarta. Sebanyak 13 persen di antaranya adalah anak-anak.

In Picture: Antrean Panjang Isi Ulang Tabung Oksigen

photo
Sejumlah warga antre untuk mengisi ulang tabung gas oksigen di Kawasan Manggarai, Jakarta, Senin (28/6/2021). Pedagang mengaku permintaan isi ulang tabung gas oksigen mengalami peningkatan setelah terjadi lonjakan kasus positif COVID-19. - (ANTARA/Asprilla Dwi Adha)

 

Dwi menyebut, tren kasus positif aktif pada anak juga terus bertambah. Sebanyak 13 persen dari 8.348 kasus positif hari ini adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun. Rinciannya 917 anak usia 6 - 18 tahun dan 327 kasus adalah anak usia 0 - 5 tahun.

“Untuk itu, penting sekali bagi para orang tua agar menjaga anak-anaknya lebih ketat dan menghindari keluar rumah membawa anak-anak. Sebisa mungkin lakukan aktivitas di rumah saja bersama anak, karena kasus positif pada anak saat ini masih tinggi,” kata Dwi.

Dwi melanjutkan, dengan 8.348 hari ini, kasus konfirmasi secara total di Jakarta menjadi 528.409 kasus. Sebanyak 457.935 orang (86,7 persen) di antaranya sembuh dan 8.348 orang (1,6 persen) meninggal.

Oleh karenanya, kasus aktif atau orang masih dirawat/isolasi di Jakarta saat ini sebanyak 62.126 orang. Bertambah 4.831 orang dibanding sehari sebelumnya.

Menurut dokter paru di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, dr Erlina Burhan, sejumlah varian baru SARS-CoV-2 yang India, saat ini seluruhnya telah ada di Indonesia. Salah satunya adalah varian Delta yang memiliki karakteristik lebih cepat menular serta membuat pasien mengalami kesakitan yang lebih parah dari virus terdahulunya, bahkan sanggup menurunkan efikasi vaksin.

"Salah satu yang menonjol dari Delta ini adalah gejala bersin, flu, batuk dan pilek. Kalau pasien bersin, droplet-nya jatuh dan ada aerosol saat bersin. Kalau orang tidak pakai masker dan lewat di tempat pasien habis bersin, bisa terhirup udara mengandung Covid-19," katanya.

Erlina mengatakan, saat ini sedang terjadi peningkatan persebaran SARS-CoV-2 dan SARS-CoV-2 varian baru lainnya seperti D614G, dan P1. Risiko lainnya, kata Erlina, adalah cakupan imunisasi di Indonesia yang masih di bawah 10 persen dari target sasaran.

"Harusnya 180 juta yang tervaksin sekarang. Tapi belum sampai 13 juta yang dosis lengkap. Masih banyak yang rentan tertular dan ditambah Delta," katanya.

 

photo
Gejala Covid-19 terkait varian Delta. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement