Selasa 29 Jun 2021 04:14 WIB

Kebutuhan Meningkat, Ketersediaan Oksigen di RS DIY Menipis

Dua RS di DIY terpaksa mendatangkan oksigen dari beberapa supplier akibat kebutuhan

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Relawan membangun tenda barak di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (27/6/2021). Pembangunan tenda barak tersebut untuk melakukan screening dan penampungan sementara pengunjung di Instalasi Gawat Darurat (IGD) agar tidak terjadi kerumunan serta  mengantisipasi penularan COVID-19.
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Relawan membangun tenda barak di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (27/6/2021). Pembangunan tenda barak tersebut untuk melakukan screening dan penampungan sementara pengunjung di Instalasi Gawat Darurat (IGD) agar tidak terjadi kerumunan serta mengantisipasi penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kebutuhan oksigen untuk penanganan Covid-19 di DIY meningkat akibat lonjakan kasus Covid-19 yang terus terjadi. Hal ini menjadikan ketersediaan oksigen juga semakin menipis di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.

Salah satunya di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, yang mana sempat kewalahan karena kebutuhan oksigen yang cukup tinggi. Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah, Mohammad Komarudin mengatakan, pihaknya bahkan terpaksa mendatangkan oksigen dari distributor lain agar pasokan oksigen tetap terjaga.

Kebutuhan oksigen untuk seluruh rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 DIY sendiri dipasok oleh PT Samator yang berlokasi di Jawa Tengah. Namun, RS PKU Muhammadiyah harus mendatangkan oksigen bahkan dari Surabaya dan Denpasar karena distribusi dari PT Samator tidak dapat mengimbangi kebutuhan oksigen yang naik drastis akibat lonjakan kasus positif Covid-19.

"Kami mendatangkan supplier baru tidak hanya dari PT Samator, Samator juga terbatas karena harus berbagi dengan RS lain. Kami pernah datangkan satu truk dengan 200 tabung oksigen dari Denpasar. Saya tetap minta back up, kalau mengandalkan dari Samator itu kurang," kata Komarudin kepada wartawan dalam wawancara yang digelar melalui Zoom, Senin (28/6).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement