Selasa 29 Jun 2021 18:05 WIB

Penjualan Hewan Kurban di Tasikmalaya Diprediksi Menurun

Diperkirakan penjualan hewan kurban tahun ini masih akan mengalami penurunan

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Hewan kurban yang dijajakan di Jalan Sutisna Senjaya, Kota Tasikmalaya, Selasa (29/6).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Hewan kurban yang dijajakan di Jalan Sutisna Senjaya, Kota Tasikmalaya, Selasa (29/6).

IHRAM.CO.ID, TASIKMALAYA -- Tempat penjualan hewan kurban di Kota Tasikmalaya mulai bermunculan menjelang Idul Adha 1442 H. Namun, diperkirakan penjualan hewan kurban tahun ini masih akan mengalami penurunan lantaran masih dalam masa pandemi Covid-19.

Salah seorang pengurus tempat penjualan hewan kurban di Jalan Sutisna Senjaya, Kota Tasikmalaya, Ujang (53 tahun) mengaku telah mendatangkan sekitar 100 sapi untuk dijual pada momen Iduladha 1442 H. Namun, hingga saat ini baru terdapat beberapa sapi yang dipesan pembeli.

"Biasanya sebulan sebelum Iduladha itu sudah mulai banyak pesanan. Tapi sekarang baru beberapa yang dipesan," kata dia, Selasa (29/6).

Ia memperkirakan, pesanan hewan kurban akan mulai meningkat pada H-14 jelang Iduladha. Kendati dimikian, ia pesimistis penjualan sapi di tempatnya laku seperti sebelum masa pandemi Covid-19.

Ujang mengakui, banyak warga yang kondisi ekonominya terdampak pandemi Covid-19. Ditambah, harga sapi saat ini mengalami peningkatan.

"Kayaknya sih masih akan turun penjualan tahun ini," ujar dia.

Ia menyebutkan, sapi di tempatnya itu didatangkan dari wilayah Jawa. Satu ekor sapi di tempatnya dihargai Rp 20 juta hingga Rp 50 juta.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, Tedi Setiadi mengatakan, saat ini belum banyak lapak yang membuka lapak penjualan hewan kurban. Namun, pihaknya sudah membentuk tim yang terdiri dari para dokter hewan untuk memeriksa kondisi kesehatan sapi yang di jual di lapak-lapak.

"Tim akan akan mulai ke lapangan mulai Juli untuk memeriksa tempat penjualan hewan kurban," kata dia.

Tedi menyebutkan, terdapat sejumlah hal yang akan diperiksa. Pertama adalah penerapan protokol kesehatan (prokes) di tempat penjualan.

Kedua, dokumen kesehatan hewan kurban juga akan diperiksa. "Meski sudah ada surat sehatnya, kita juga akan memeriksa juga secara fisik. Kan bisa dilihat dari mata atau bab-nya," kata dia.

Ia mengakui, di masa pandemi Covid-19 saat ini penjualan sapi akan berat. Diperkirakan jumlah orang yang akan berkurban berkurang lantaran banyak masyarakat terdampak pandemi.

"Tapi mudah-mudahan niat orang untuk berkurban semakin tinggi, jadi masa pandemi ini tak berpengaruh kepada penjualan kurban," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement