Rabu 30 Jun 2021 07:23 WIB

Israel Hancurkan 72 Bangunan dan Menggusur Warga Palestina

Israel telah menghancurkan 72 bangunan hanya dalam tiga bulan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Pemukim Israel membawa bendera Israel di pos terdepan Eviatar dekat kota Nablus di Tepi Barat utara, Senin, 21 Juni 2021. Pemukim mendirikan pos terdepan bulan lalu dan mengatakan sekarang menjadi rumah bagi puluhan keluarga. Palestina mengatakan itu dibangun di atas tanah pribadi dan khawatir itu akan tumbuh dan bergabung dengan pemukiman besar lainnya di dekatnya.
Foto: AP/Sebastian Scheiner
Pemukim Israel membawa bendera Israel di pos terdepan Eviatar dekat kota Nablus di Tepi Barat utara, Senin, 21 Juni 2021. Pemukim mendirikan pos terdepan bulan lalu dan mengatakan sekarang menjadi rumah bagi puluhan keluarga. Palestina mengatakan itu dibangun di atas tanah pribadi dan khawatir itu akan tumbuh dan bergabung dengan pemukiman besar lainnya di dekatnya.

IHRAM.CO.ID, YERUSALEM – Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour memperingatkan para pejabat tentang serangan yang dilakukan oleh pasukan Israel dan kelompok pemukim ekstremis terhadap warga Palestina di wilayah Yerusalem Timur.

Mansour membuat peringatannya dalam surat yang dikirim ke Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkir. Pasukan Israel telah menghancurkan 72 bangunan hanya dalam tiga bulan. Akibatnya 78 warga Palestina termasuk 47 anak-anak dan 15 wanita terpaksa pindah dan lebih dari 350 orang terkena dampak pembongkaran.

Selain itu, 218 keluarga Palestina yang terdiri dari 970 orang termasuk 424 anak-anak memiliki kasus penggusuran tertunda di pengadilan Israel. Mansour merujuk pada pengumuman Israel pekan ini tentang kampanye pembongkaran.

Ratusan perintah pembongkaran akan dikeluarkan di seluruh Tepi Barat yang diduduki termasuk Yerusalem Timur untuk rumah-rumah yang dinilai dibangun tanpa izin. Mansour mencatat bahwa lembaga swadaya masyarakat (LSM) Israel Breaking the Silence mengungkapkan otoritas pendudukan secara rutin menolak hampir 99 persen aplikasi izin bangunan Palestina. Ini menyebabkan hampir tidak mungkin bagi orang Palestina untuk membangun dan mengembangkan komunitas mereka.

Dia juga menyoroti kekerasan pemukim bersenhata Israel yang diizinkan menyebarkan teror dan menyerang warga Palestina. Kelompok-kelompok itu ditemukan khususnya di Beita dekat Nablus. Mereka terdiri dari Lehava, La Familia, Price Tag, dan Hilltop Youth.

Dilansir Middle East Monitor, Rabu (30/6), untuk mengatasi situasi di Jalur Gaza, Mansour mengatakan otoritas pendudukan telah melanjutkan serangan udara yang melanggar gencatan senjata mulai berlaku bulan lalu. Lingkungan di Beit Lahia dan Khan Yunis telah dibom dan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur serta lahan pertanian.

Dia menekankan perlunya Dewan Keamanan PBB untuk memenuhi tanggung jawabnya dan mengambil langkah-langkah konkret. Perlunya mengakhiri praktik pemberian pengecualian de facto kepada Israel dari mematuhi hukum dan konvensi internasional.

Mansour juga mengkritik tidak aktifnya masyarakat internasional untuk memasukkan Israel dalam daftar hitam pelanggaran hak-hak anak pada konflik bersenjata. Kondisi ini kata dia sebagai kegagalan moral dan hukum PBB.

“Anak-anak Palestina menghadapi segudang bahaya. Ini termasuk pembunuhan, cacat, penahanan, penangkapan, serangan terhadap sekolah dan rumah sakit, dan memblokir bantuan,” kata Mansour.

Merampas anak-anak Palestina dari perlindungan yang menjadi hak Israel di bawah hukum internasional sama seperti mendapat impunitas penuh untuk Israel. “Ini mendorong adanya upaya kejahatan yang terus berlanjut. Anak-anak Palestina adalah target utama Israel dan serangan serta invasi militernya,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement