Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhamad Bagus Salim Arrofiq

6 Keistimewaan Sayyidina Abu Bakar al-Shidiq

Agama | Thursday, 01 Jul 2021, 13:15 WIB
Oleh : M. Bagus - Uin Jakarta

6 Keistimewaan Sayyidina Abu Bakar al-Shiddiq

Berbicara sahabat Nabi saw, pasti tidak akan terlepas dengan sosok sahabat yang santun, dermawan, sederhana dan bahkan sosok orang yang pertama kali percaya kepada Nabi saw, dan menyatakan syahadah ia adalah Sayyidina Abu Bakar. Mengapa tidak ada kata "al-Shidiq" dibelakang nya? Karena memang itu bukan merupakan nama nya tetapi itu julukan yang diberikan oleh Nabi saw karena memang sifatnya yang jujur dan juga pembenar dari sesuatu. Apalagi ketika peristiwa Isra' Mi'raj, ia adalah orang yang langsung percaya dengan peristiwa itu tanpa pikir panjang.

Nama lengkap nya adalah ('Abdul Ka'bah) 'Abdullah bin 'Utsman bin 'Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Luay al-Quraisy al-Taimi. Nasabnya bersambung dengan Nabi saw pada Murrah bin Ka'ab. Al-Shidiq r.a semasa kecilnya hingga masa baligh nya berbeda sekali dengan mayoritas pemuda disana. Dari beberapa riwayat banyak sekali disebutkan bahwa ia menjadi tauladan atau contoh yang baik ketika masyarakat pada umumnya berbuat ke-jahiliyah-an.

Ia semasa hidupnya tidak pernah berbuat maksiat (menyembah berhala), mabuk-mabukan (minum khamr), dll. Seperti yang termaktub dalam al-Tarikh al-Islami disebutkan ketika Sayyidina Abu Bakar kecil, diajak ayah nya (Abu Quhafah) masuk ke tempat penyembahan ayahnya, kemudian ia didoktrin bahwa berhala-berhala inilah Tuhan yang Maha Tinggi. Setelah itu, ayahnya pergi dan sekarang Sayyidina Abu Bakar kecil sendirian bersama patung-patung itu.

Dengan polosnya ia berkata sambil mendekat ke kuping berhala "Hai aku lapar, berilah aku makan" berhala tidak menjawab. Kemudian ia berkata kembali "Hai aku tidak berpakaian, berilah aku pakaian" berhala itu tetap tidak menjawab. Lalu, dengan kecerdasan nya Sayyidina Abu Bakar kecil mengambil batu disudut ruangan dan menghantamkannya ke berhala itu, seketika berhala itu hancur dan tersungkur ke tanah. Betapa kuatnya keimanan Sayyidina Abu Bakar bahkan sejak kecil ia tidak dapat didoktrin untuk menyembah patung. Berikut akan diulas beberapa keistimewaan nya secara lugas:

a. Nama Abu Bakar diabadikan didalam Al-Qur'an

Allah berfirman didalam QS al-Taubah [9] : 40 yang artinya "Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya : Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita. Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana."

Ayat diatas dipahami oleh mayoritas ulama tafsir bahwa yang dimaksud "teman" yakni Sayyidina Abu Bakar. Karena, tidak ada seorangpun yang menemani Nabi saw ketika berada di gua Tsur.

b. Merupakan orang yang pertama masuk ke surga

Sayyidina Abu Bakar merupakan umat Nabi saw yang pertama masuk ke surga. Karena berbagai pengorbanan, kerja keras dll untuk memperjuangkan islam sehingga, ia diberi kehormatan ini. Hadis Nabi saw yang diriwayatkan oleh Abu Dawud menjelaskan Sayyidina Abu Bakar menjadi orang yang pertama masuk surga. Artinya :" Dari Abu Hurairah r.a berkata Rasulullah saw bersabda : jibril mendatangiku dan mengajakku melihat surga yang akan dimasukkan oleh umatku. Kemudian Abu Bakar berkata : Ya Rasulullah, aku berharap ketika ia tiba aku ingin bersama mu agar dapat melihat pintu surga. Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya engkau Abu Bakar adalah orang yang pertama masuk surga dari umatku."

c. Orang yang bersegera dalam hal kebaikan

Sayyidina Abu Bakar merupakan sahabat yang selalu senang dan bersegera dalam kebaikan. Bahkan, apabila sahabat yang lain tidak melakukan nya ia lah yang tetap melakukannya. Seperti memerdekakan budak dari para majikannya.

d. Al-Shidiq merupakan sahabat yang paling dicintai Nabi saw

Tidak diragukan lagi bahwa memang Sayyidina Abu Bakar adalah sahabat yang paling dekat sekaligus dicintai oleh Nabi saw. Ia tidak dapat digantikan oleh sahabat Nabi saw manapun posisinya. Seperti yang terekam dalam sebuah riwayat yang artinya : "Dari Anas Ra. Ia berkata bahwa ada yang bertanya kepada Rasululah saw, “Wahai Rasulullah siapakah yang paling engkau cintai dari manusia?” Rasulullah saw berkata, “Aisyah.” Mereka berkata, “Maksud kami dari kalangan laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Bapaknya (Abu Bakar al-Shiddiq).” (HR. Ibnu Majah)

e. Ia adalah mufti pada masa Rasulullah saw

Pada masa Rasulullah saw masih hidup, setidaknnya ada 14 (empat belas) orang sahabat yang dipercaya oleh Rasulullah saw bisa memberikan fatwa kepada umat. Akan tetapi dari ke-14 orang tersebut hanya Sayyidina Abu Bakar yang dipercaya oleh Rasulullah saw untuk memberikan fatwa ketika bersamanya. Sedangkan yang lain hanya boleh memberikan fatwa ketika tidak bersama Rasulullah saw, seperti Mu`az bin Jabal yang di utus ke Yaman dan sebagainya.

f. Sayyidina Abu Bakar al-Shiddiq adalah sahabat yang sangat tawadhu`

Meskipun sebagai seorang sahabat yang punya banyak dari segi harta, Sayyidina Abu Bakar al-Shiddiq tidak membiasakan dirinya hidup dalam kemewahan dan kesombongan. Akan tetapi sebaliknya, ia lebih suka hidup dalam penuh ketawadhu`an dan kesederhanaan. Terbukti dari cara berpakaian ia sama sekali tidak memperlihatkan bahwa dirinya itu orang yang kaya. Bahkan pakaian yang ia kenakan, juga hanya punya beberapa, jika ada bagian yang sobek dll ia pasti akan menjamurnya bukan membuangnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image