Sabtu 03 Jul 2021 14:32 WIB

Hari Pertama PPKM Darurat Belum Pengaruhi Aktivitas Warga

Saat di pasar gubernur kembali harus teriak untuk mengingatkan warga soal prokes

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (jersey hitam) saat memantau pelaksanaan hari pertama PPKM darurat di sejumlah wilayah di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/7). Hari pertama pelaksanaan PPKM darurat di ibu kota Provinsi Jawa Tengah tersebut masih jamak diwarnai pelanggaran protokol kesehatan dan belum mempengaruhi aktivitas wargga Kota Semarang.
Foto: istimewa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (jersey hitam) saat memantau pelaksanaan hari pertama PPKM darurat di sejumlah wilayah di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/7). Hari pertama pelaksanaan PPKM darurat di ibu kota Provinsi Jawa Tengah tersebut masih jamak diwarnai pelanggaran protokol kesehatan dan belum mempengaruhi aktivitas wargga Kota Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Hari pertama pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa- Bali di wilayah Kota Semarang belum terlihat gregetnya.

Bahkan berbagai aktivitas warga di ibu kota Provinsi Jawa Tengah tersebut dinilai belum menunjukkan adanya perbedaan, jika dibandingkan dengan aktivitas warga di hari- hari sebelumnya.

“Masih banyak warga yang belum tertib, khususnya di pasar- pasar dan mereka yang ada di warung- warung makan,” ungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Semarang, Sabtu (3/7).

Pada hari pertama, gubernur memang melakukan pemantauan langsung ke sejumlah wilayah di Kota Semarang, guna melihat pelaksanaan PPKM Darurat di sejumlah pusat aktivitas warga.

Atas apa yang disaksikannya, orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah tersebut meminta perlunya tindakan yang lebih masif, untuk mengedukasi warga terkait dengan situasi kedaruratan pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

“Pagi ini saya melihat pelaksanaan PPKM Darurat di Kota Semarang, rasanya belum ada perubahan apa pun. Khususnya kalau melihat keramaian hari ini, masih berjalan seperti kemarin,” tambahnya.

Sehingga saat di pasar ia kembali harus berteriak- teriak untuk mengingatkan warga soal kedisiplinan protokol kesehatan, seperti kewajiban memakai masker, mengurangi kerumunan dan sebagainya.

Oleh karena itu, gubernur ingin agar kepala pasar harus menyiapkan tim khusus, yang setiap saat bisa mengingatkan masyarakat untuk lebih peduli dan dapat mematuhi prosedur pencegahan penularan Covid-19 tersebut. “Kalau perlu dibuat regu serta jadwal,” tandasnya.

Tak hanya di pasar, gubernur juga masih melihat potensi kerumunan orang dan potensi pelanggaran protokol kesehatan yang jamak terlihat di warung- warung makan.

Bahkan itu juga tidak jauh dari Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah, Puri Gedeh di lingkungan Gajahmungkur. “Masih terlihat banyak warga yang makan di warung tanpa menerapkan jaga jarak,” lanjutnya.

Tak pelak, gubernur pun juga harus turun tangan untuk mengingatkan warga yang sedang makan maupun pemilik warung, karena pelaksanaan PPKM Darurat Jawa- Bali sudah dimulai dan meminta pemilik warung untuk tidak melayani pembeli yang makan di tempat.

Tak lupa gubernur juga mengedukasi pemilik warung tidak boleh ada yang makan di tempat, kalau dibungkus boleh. “Daripada nanti didatangi sama Satpol PP dan ditutup warungnya,” tambahnya.

Gubernur juga mengingatkan soal pentingnya protokol kesehatanserta situasi kedaruratan saat ini, karena penyebaran Covid-19 yang sangat cepat telah mengakibatkan peningkatan kasus di Jawa Tengah.

Secara umum, dari pantauannya tersebut gubernur juga menyimpulkan pelaksanaan PPKM Darurat pada hari pertama tersebut masih belum menunjukkan adanya perubahan pad aktivitas maupun perilaku masyarakat.

ia juga mengaku dua hari pertama ini masih akan melihat berbagai perkembangan di lapangan sebagai bahan evaluasi untuk implementasi serta pelaksanaan PPKM darurat pada hari- hari berikutnya.

Jika belum ada perubahan yang berarti, maka harus lakukan tindakan yang lebih masif lagi untuk mengedukasi warga yang ada di Kota Semarang tersebut.

“Sabtu ini dan Minggu besok, kalau mobilitas masyarakat masih tinggi seperti ini, rasanya penyekatan penting untuk dilakukan dan itu juga harus paralel dengan upaya sosialisasi yang lebih massif lagi,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement