Senin 05 Jul 2021 20:36 WIB

Target Vaksinasi Harian, Ibarat Nafsu Besar Tenaga Kurang

Laju vaksinasi terus menurun meski Jokowi menargetkan 1-2 juta vaksinasi per hari.

Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Moderna untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 di bangsal Sumida, Tokyo, Rabu (30/6).  Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menargetkan vaksinasi Covid-19 setiap harinya mencapai satu juta dosis dalam sehari yang diharapkan selesai pada bulan Oktober atau November mendatang, menjelang perhelatan Olimpiade Tokyo dan pemilihan umum pada musim gugur mendatang. (AP Photo/Eugene Hoshiko)Putra M. Akbar
Foto: AP
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Moderna untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 di bangsal Sumida, Tokyo, Rabu (30/6). Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menargetkan vaksinasi Covid-19 setiap harinya mencapai satu juta dosis dalam sehari yang diharapkan selesai pada bulan Oktober atau November mendatang, menjelang perhelatan Olimpiade Tokyo dan pemilihan umum pada musim gugur mendatang. (AP Photo/Eugene Hoshiko)Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Sapto Andika Candra, Ronggo Astungkoro, Lida Puspaningtyas,

Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mendorong jajarannya agar meningkatkan angka vaksinasi Covid-19 harian sehingga dapat mempercepat penyelesaian target vaksinasi nasional. Dalam beberapa kali kesempatan, Presiden ingin agar laju vaksinasi dapat ditingkatkan menjadi satu juta vaksinasi per harinya pada Juli ini dan 2 juta vaksinasi per hari pada Agustus.

Baca Juga

Hingga nanti akhir tahun, Jokowi memasang target sebanyak 181,5 juta rakyat Indonesia telah divaksinasi. Angka 181,5 juta tervaksinasi, kata Jokowi, setidaknya untuk satu dosis suntikan.

"Dengan kerja keras dan bergotong-royong, target ini bukan sesuatu yang sulit asal vaksinnya ada," kata Jokowi, Kamis (1/7).

Kendati demikian, dari laporan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, perkembangan pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 nasional per Senin (5/7), capaian vaksinasi justru semakin rendah. Jumlah suntikan harian untuk dosis pertama pada hari ini hanya mencapai sebanyak 238.523 orang.

Total masyarakat yang telah menerima suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama pun baru mencapai 32.302.268 orang. Sedangkan, untuk dosis kedua, Satgas mencatat penambahan yang sebanyak 56.370 orang. Sehingga total masyarakat yang telah selesai menerima suntikan dua dosis vaksin Covid-19 baru mencapai 14.035.934 orang.

Jika dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya, jumlah suntikan vaksinasi yang diberikan pada hari ini cukup rendah. Pada Ahad (4/7) kemarin, sebanyak 490.505 orang mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama dan 56.832 orang menerima dua dosis vaksinasi.

Pada Sabtu (3/7), sebanyak 681.419 orang menerima suntikan dosis pertama dan 152.625 orang menerima suntikan dosis kedua. Kemudian pada Jumat (2/7), sebanyak 707.429 orang mendapatkan suntikan dosis pertama dan 145.950 orang selesai menerima suntikan dua dosis. Serta pada Kamis (1/7), sebanyak 905.250 orang mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama dan 158.658 orang menerima suntikan dosis kedua.

Sebelumnya, Jokowi mengatakan, percepatan vaksinasi merupakan salah satu cara untuk memulihkan kondisi kesehatan dan ekonomi yang terdampak pandemi. Jokowi menegaskan, pemerintah akan terus mengejar target capaian vaksinasi Covid-19 sehingga dapat segera menciptakan kekebalan komunitas dan menghentikan laju penularan kasus di Indonesia.

 

 

 

Sementara itu, dalam Sidang Kabinet Paripurna pagi ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, percepatan vaksinasi massal ini menjadi syarat penting agar tercapai kekebalan komunitas di masyarakat. Pemerintah pun ingin mengakselerasi pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia agar target keseluruhan dapat terselesaikan sebelum akhir tahun ini.  

Dengan begitu, penambahan kasus positif Covid-19 dapat dikendalikan dan ekonomi juga dapat kembali dipulihkan. Untuk mempercepat program vaksinasi hingga akhir tahun ini, pemerintah menargetkan agar vaksinasi yang dilakukan bisa mencapai 2 juta per harinya. Bahkan jika kekebalan komunal ingin segera tercapai, perlu dilakukan sebanyak 3 juta vaksinasi per hari pada Oktober-November mendatang.

“Kalau kita ingin selesaikan sebelum akhir tahun ini, maka diperlukan vaksinasi hingga 3 juta per hari pada periode Oktober-November yang akan datang,” ungkap Sri usai rapat kabinet, Senin (5/7).

Menkeu menyebut, target yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi ini memang sangat tinggi. Karena itu diperlukan kerja sama dari seluruh pihak untuk mencapai target pelaksanaan vaksinasi tersebut. Bahkan, Presiden juga meminta agar vaksinasi dapat dilaksanakan dari pagi hingga malam hari baik oleh kementerian/lembaga, TNI, Polri, BKKBN, hingga pemerintah daerah.

“Inilah yang akan menjadi syarat penting untuk kita bisa terus menjaga ketahanan masyarakat dari Covid-19. Namun di sisi lain kemudian pemulihan ekonomi bisa dijaga atau dipertahankan momentumnya,” ucap Menkeu.

Untuk memenuhi target vaksinasi yang dicanangkan Presiden Jokowi, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, meminta Panglima Komando Utama (Pangkotama) di wilayah masing-masing untuk mengoptimalkan vaksinator yang tersedia.

“Para Pangkotama agar mencermati pengerahan vaksinatornya serta data yang dilaporkan dan optimalkan vaksinator yang tersedia baik melalui vaksinasi reguler di setiap faskes TNI maupun melalui serbuan vaksin di wilayah-wilayah sasaran,” ujar Hadi dalam siaran pers, Jumat (2/7).

Hal tersebut ia sampaikan saat melakukan rapat virtual dengan agenda serbuan vaksinasi. Rapat tersebut membahas kelanjutan instruksi Presiden Joko Widodo terkait program vaksinasi nasional melalui serbuan vaksinasi maupun vaksinasi reguler yang dilakukan oleh TNI.

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI mengajak kepada seluruh peserta konferensi video untuk bersama-sama mencari solusi agar program vaksinasi reguler dan serbuan vaksin oleh TNI dapat dilaksanakan secara optimal. Ia juga memerintahkan jajaran untuk melaporkan secara detail dan real data aktual hasil di lapangan sebagai dasar dalam mengevaluasi dan mengambil keputusan.

“Apabila ada penolakan dari masyarakat ataupun hoaks dan narasi-narasi negatif terhadap program vaksinasi seluruh jajaran TNI agar membantu menjelaskan kepada masyarakat bahwa pandemi Covid-19 bukan konspirasi global tetapi adalah fakta yang harus kita hadapi bersama,” kata Hadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement