Legislator Minta Kemendikbudristek Segera Putuskan PJJ

Lonjakan kasus covid-19 sudah sepatutnya menjadi perhatian semua pihak.

Rabu , 07 Jul 2021, 09:27 WIB
Siswa kelas VI SD Negeri Mojo, Safira (kiri) dan Diva (kanan) menggunakan Handy Talky (HT) saat menyimak materi pelajaran guru pada pembelajaran jarak jauh dari rumahnya di Kampung Semanggi, Solo Jawa Tengah, Selasa (29/9/2020). Pihak sekolah menyediakan fasilitas HT untuk komunikasi dua arah siswa dan guru, guna mendukung pembelajaran jarak jauh saat pandemi COVID-19.
Foto: Antara/Maulana Surya
Siswa kelas VI SD Negeri Mojo, Safira (kiri) dan Diva (kanan) menggunakan Handy Talky (HT) saat menyimak materi pelajaran guru pada pembelajaran jarak jauh dari rumahnya di Kampung Semanggi, Solo Jawa Tengah, Selasa (29/9/2020). Pihak sekolah menyediakan fasilitas HT untuk komunikasi dua arah siswa dan guru, guna mendukung pembelajaran jarak jauh saat pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kasus harian covid-19 terus mengalami kenaikan signifikan dalam sepekan terakhir. Menanggapi itu, anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan pemerintah daerah (pemda) segera membuat keputusan terkait pembukaan tahun ajaran baru.

"Menimbang situasi yang ada, maka keputusan memperpanjang Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) atau Belajar Dari Rumah bagi anak sekolah semestinya segera diambil, demi kemaslahatan kita bersama," kata Ledia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/7).

Presiden Joko Widodo telah mengumumkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa Bali terkait terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di tanah air mulai 3 hingga 20 Juli 2021 mendatang. Sementara itu tahun ajaran baru sudah akan dimulai pada pertengahan Juli 2021.

"Artinya masih dalam suasana PPKM di Jawa dan Bali, maka harus ada kebijakan yang jelas dan pasti bagi sekolah agar mereka bisa fokus mempersiapkan diri,"

Ledia menjelaskan, lonjakan kasus covid-19 sudah sepatutnya menjadi perhatian semua, apalagi ditengarai banyak kasus yang ditemukan saat ini merupakan serangan covid-19 varian delta yang lebih ganas dan lebih cepat menyebar.

"Hari demi hari kita semakin banyak mendengar kabar duka menimpa kenalan, sahabat dan kerabat kita baik yang sakit maupun yang wafat karena covid-19. Bahkan jumlah anak yang terkena covid-19 juga makin banyak, menurut informasi dari Satgas Penanganan Covid ada lebih dari 260 ribu anak terpapar, sehingga kita harus sangat sigap membuat keputusan yang akan kita ambil terkait pembukaan tahun ajaran baru," ucap politikus PKS itu.

Ledia mengatakan berdasarkan  rekomendasi yang disampaikan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) maupun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bahwa indikator sekolah menggelar pembelajaran tatap muka adalah jika positivity rate di bawah 10 persen. Sementara sampai saat ini angka positivity rate masih di kisaran 30 persen."Masih berbahaya untuk melakukan pembelajaran tatap muka," ujarnya.

Ledia meminta Kemendikbudristek dan Pemda segera mengambil keputusan terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di wilayah masing-masing. Alasannya Karena tahun ajaran baru akan segera dimulai dan karenanya sekolah, pendidik, tenaga kependidikan termasuk juga orangtua harus segera mendapat kepastian agar bisa secara fokus merencanakan program dan metode pembelajaran.

"Penyiapan sarana dan prasarana kegiatan ajar mengajar, rencana pencapaian kurikulum, harus disiapkan sejak sekarang. Dengan melihat situasi dan kondisi pandemi covid-19 di Indonesia memperpanjang PJJ kami lihat merupakan pilihan terbaik bagi keselamatan, kesehatan dan kenyamanan anak didik, pendidik, tenaga kependidikan dan orangtua," katanya.