Sabtu 10 Jul 2021 15:26 WIB

Muhammadiyah Apresiasi Menag Lakukan Hening Cipta

Hening cipta merupakan sesuatu yang baik, momen spiritual untuk bangun kesadaran

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti
Foto: Prayogi/Republika
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengapresiasi tindakan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengheningkan cipta yang dilakukan pada Sabtu (10/7) pagi hari. Hal itu dijadikan momen berdoa bagi masyarakat yang telah wafat akibat virus Covid-19.

“Hening cipta merupakan sesuatu yang baik, momen spiritual untuk membangun kesadaran umat beragama tentang pandemi Covid-19,” kata Abdul Mu’ti kepada Republika.co.id, Sabtu (10/7).

Namun, ia menilai langkah tersebut tidak cukup tanpa disertai usaha yang serius untuk menangani masalah Covid-19 secara keseluruhan. “Ini baru langkah awal. Beberapa waktu lalu saya usul ada pengibaran bendera setengah tiang sebagai tanda duka cita,” ujar dia.

Usulan ini didasari dari sebagian masyarakat dan aparat masih menyikapi pandemi Covid-19 sebagai masalah yang biasa dan tidak menunjukkan sense of crisis serta simpati terhadap mereka yang wafat atau terpapar. Mereka justru menunjukkan keangkuhan intelektual dan kejumudan wawasan keagamaan yang menjerumuskan masyarakat dalam kehancuran.

Pemenuhan prosedur kesehatan harus dilakukan secara konsisten oleh semua pihak. Dia menyebut, pemerintah juga harus memberikan contoh, jangan hanya memaksa masyarakat mematuhi prosedur kesehatan.

“Pendekatan hendaknya multi-approach. Yang sekarang dominan masih pendekatan keamanan dan hukum yang cenderung militeristik,” tambahnya.

Dia mengajak semua pihak untuk saling bekerja sama demi melawan pandemi Covid-19 dan mencegah berbagai dampak yang ditimbulkan. Saat ini, data dari satuan tugas penanganan Covid-19 mencatat lebih dari 62 ribu masyarakat Indonesia yang meninggal dari 2,38 juta kasus Covid-19. Mereka terdiri dari tenaga kesehatan, para relawan, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan warga sipil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement