Senin 12 Jul 2021 11:52 WIB

Sri Mulyani Masih Yakin Ekonomi Tumbuh 7 Persen Kuartal II

Pada April dan Mei terjadi pemulihan ekonomi, meski sempat down di pertengahan Juni.

Rep: Novita Intan/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana deretan pemukiman dengan latar belakang gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (9/7). Menteri Keuangan Sri Mulyani merevisi target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 menjadi kisaran 3,7 persen sampai 4,5 persen yang turun dari proyeksi awal yaitu 4,3 persen hingga 5,3 persen, karena dampak dari penerapan PPKM Jawa-Bali. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana deretan pemukiman dengan latar belakang gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (9/7). Menteri Keuangan Sri Mulyani merevisi target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 menjadi kisaran 3,7 persen sampai 4,5 persen yang turun dari proyeksi awal yaitu 4,3 persen hingga 5,3 persen, karena dampak dari penerapan PPKM Jawa-Bali. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di bawah delapan persen pada kuartal dua 2021. Hal ini dikarenakan kenaikan kasus Covid-19 dan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pada pertengahan Juni 2021 telah terjadi tanda-tanda masyarakat mulai down karena dampak psikologis akibat kenaikan jumlah Covid-19.

Baca Juga

“Ini yang menyebabkan angka delapan persen jadi tidak realistis karena adanya koreksi,” ujarnya saat acara Squawk Box CNBC Indonesia, Senin (12/7).

Meski begitu, Sri Mulyani masih optimis jika pertumbuhan ekonomi kuartal dua 2021 tetap bisa menyentuh angka tujuh persen. Hal itu dikarenakan sebelum PPKM darurat pada April dan Mei mulai terjadi pemulihan yang sangat kuat.

"Kita masih optimis di atas tujuh persen karena April-Mei hingga pertengahan Juni masih cukup kuat namun memang kita sadari risiko mulai melonjak dan ini berarti akan mempengaruhi terutama pada sisi konsumsi," ucapnya.

Menurutnya PMI manufaktur indeks berada kisaran 53,5 merupakan zona ekspansif yang sangat kuat, indeks keyakinan konsumen juga berada pada zona optimis 107,4.

“Indeks penjualan ritel kita dalam hal ini mencapai kenaikan 11,6 double digit yang cukup solid dan penjualan mobil sesuai insentif yang diberikan pemerintah melonjak sampai 194 persen pada April," ucapnya.

Ke depan Sri Mulyani masih berharap jika pertumbuhan ekonomi bisa berada jalur positif meski ada PPKM darurat. Meskipun, hal itu diakui sangat berat karena bulan Juli banyak aktivitas masyarakat mengingat momen libur sekolah.

"Kami masih berharap kalau ini bisa kita kendalikan bersama, masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan dan juga vaksinasi berjalan, maka kita berharap Agustus-September kita bisa mengejar karena adanya penurunan aktivitas pada Juli ini. Kita berharap masih akan ada pertumbuhan ekonomi positif pada kuartal III dan IV," ungkapnya.

Pemerintah pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2021 antara range 3,7 persen sampai 4,5 persen. Hal ini sejalan penanganan Covid-nya bisa dijaga pada level moderat dan mobilitas bisa kembali pulih pada Agustus. 

“Kalau ini agak panjang kita bisa turun pada angka 3,75 persen,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement