Selasa 13 Jul 2021 23:13 WIB

Kemenag Kulon Progo Doa Bersama Agar Covid-19 Terkendali

Doa bersama lintas agama dilakukan secara daring.

Kemenag Kulon Progo Doa Bersama Agar Covid-19 Terkendali. Petugas gabungan memeriksa surat bebas Covid-19 di Pos Penyekatan Temon, Kulonprogo, Yogyakarta, Senin (10/5). Penyekatan di Temon untuk mengantisipasi pemudik yang masuk Yogyakarta dari arah Purworejo. Setiap mobil dengan plat luar Yogyakarta akan ditepikan dan diperiksa surat bebas Covid-19.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Kemenag Kulon Progo Doa Bersama Agar Covid-19 Terkendali. Petugas gabungan memeriksa surat bebas Covid-19 di Pos Penyekatan Temon, Kulonprogo, Yogyakarta, Senin (10/5). Penyekatan di Temon untuk mengantisipasi pemudik yang masuk Yogyakarta dari arah Purworejo. Setiap mobil dengan plat luar Yogyakarta akan ditepikan dan diperiksa surat bebas Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar doa bersama lintas agama secara daring, Selasa (13/7). Doa bersama sebagai wujud ikhtiar dan upaya spiritual mengendalikan penyebaran Covid-19 di wilayah itu.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulon Progo Wahib Jamil mengatakan doa bersama ini diselenggarakan sebagai wujud ikhtiar dan upaya spiritual pemerintah dan masyarakat guna pengendalian penyebaran Covid-19. "Dengan memanjatkan permohonan dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Kabupaten Kulon Progo diberi keselamatan dan keamanan atas pandemi Covid-19 yang hingga kini masih merebak dan menunjukkan peningkatan penularan yang tinggi," kata Wahib.

Baca Juga

Dalam doa bersama lintas agama ini dihadiri seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Kulon Progo, Organisasi Perangkat Daerah, dan masing-masing tokoh pemuka agama Islam, Hindu, Kristen, Khatolik, dan Buddha. Menurut dia, semua pihak harus melakukan berbagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Maksud dilakukan doa bersama lintas agama ini adalah sebagai bentuk ikhtiar serta upaya spiritual. "Doa bersama lintas agama ini untuk menguatkan iman dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan semoga pandemi Covid-19 segera bisa diatasi," katanya.

Bupati Kulon Progo Sutedjo mengimbau masyarakat apabila dalam lingkungannya terdapat warga yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) agar tidak dikucilkan. Warga justru harus saling memberi dukungan yang dapat berupa bantuan makanan, vitamin, dukungan moral, dan berbagai hal yang dapat mendukung percepatan proses pemulihan, baik secara psikis maupun fisik.

Berdasarkan data, kenaikan angka kasus Covid-19 di Kulon Progo mengalami peningkatan cukup tinggi dalam 30 hari terakhir hingga mencapai angka 10.234 kasus pada 8 Juli 2021. Pada pertengahan Juni, masih berkisar 40-50 kasus.

Kasus mengalami peningkatan antara 102 hingga 295 kasus pada akhir Juni dan awal Juli 2021. "Kasus Covid-19 di Kulon Progo diperkirakan masih terus mengalami kenaikan pada Juli 2021," katanya.

Ia mengatakan kenaikan angka terkonfirmasi positif Covid-19 juga berimbas pada kondisi penuhnya rumah sakit di Kulon Progo dan juga Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain kenaikan penderita, jumlah kematian akibat Covid-19 di Kulon Progo juga terus meningkat pada pekan-pekan terakhir.

Tercatat pada pekan ke-27 terdapat 38 kasus kematian. "Kami minta kepada seluruh warga Kulon Progo mematuhi protokol kesehatan, jangan sampai lengah dan membahayakan keselamatan orang lain," katanya.

Sutedjo menambahkan pemerintah terus memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya di Kabupaten Kulon Progo untuk taat pada aturan 5M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

"Selain menaati aturan tersebut, diharapkan masyarakat juga mengikuti program vaksinasi sehingga kekebalan tubuh mengalami peningkatan di masa pandemi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement