Rabu 14 Jul 2021 07:39 WIB

Ini Langkah Jitu Putus Penyebaran Virus Covid-19

Sejumlah perusahaan telah rutin melakukan tes usap antigen pada karyawannya.

Warga menjalani tes swab antigen COVID-19 (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Jojon
Warga menjalani tes swab antigen COVID-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus Covid 19, sejumlah perusahaan secara intensif melakukan tes usap antigen terhadap karyawannya.

Willy Saelan, Direktur SDM Unilever Indonesia, mengungkapkan pihaknya rutin menyelenggarakan tes usap antigen tiap pekan di seluruh lokasi kerja Unilever menggunakan antigen nasofaring. “Mau level terendah sampai yang tertinggi, termasuk chairman, tetap harus dilakukan rapid test. Ini semua demi keselamatan yang bersangkutan dan orang-orang di sekitarnya,” kata Willy dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (14/7).

Unilever Indonesia mulai melakukan tes usap antigen rutin sejak pertengahan tahun lalu. Awalnya tes dilakukan berdasarkan kebutuhan kalau ada karyawan/orang di lingkungan perusahaan yang menunjukkan gejala terpapar virus Covid-19. Namun sejak awal Januari tahun ini, intensitasnya ditingkatkan di seluruh lokasi kerja sebagai jadwal pekanan dan tidak terbatas pada level tertentu. 

Sayangnya, metode tes antigen nasofaring ini mendapatkan banyak penolakan dari karyawan karena ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Akibatnya, tidak seluruh karyawan bersedia proaktif melakukan tes antigen.

Perubahan mulai terjadi ketika mereka memilih untuk menggunakan alat tes Panbio antigen nasal dari Abbott. “Sejak kami ganti menggunakan nasal testing dengan tools yang disediakan Abbott, persentase karyawan yang mau melakukan tes antigen sangat meningkat. Walau efikasinya hampir sama, tapi intrusi yang dirasakan karyawan lebih ringan sehingga proses swab testing lebih dapat diterima,” papar Willy.

Hal tersebut dibenarkan oleh dokter Bunga Tarmizi dari Klinik Presiden, Cikarang, yang menangani proses tes cepat masal di seluruh lokasi Unilever Indonesia. “Ya, maklum saja, orang dites nasofaring setiap pekan pasti tidak nyaman. Tapi dengan alat tes Panbio nasal dari Abbott yang sekarang, 100 persen karyawan Unilever selalu terskrining. Apalagi akurasinya juga tinggi, tidak kalah dibandingkan alat nasofaring yang sebelumnya,” ujarnya.

Tes usap antigen adalah pilihan tes untuk skrining covid-19 yang cukup akurat, efektif, efisien dan sangat dianjurkan WHO, karena dapat mendeteksi orang-orang yang terinfeksi virus tersebut.  Saat ini, hampir semua perusahaan/institusi, rutin melakukan tes antigen massal secara periodik.  Tujuannya adalah sebagai sarana skrining untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 apabila ada karyawan yang terindikasi positif dan untuk memastikan operasional perusahaan berjalan baik. 

Tak dimungkiri sumber penularan virus Covid-19 yang paling besar berasal dari klaster perkantoran/pabrik.  Sebagai gambaran untuk wilayah Kabupaten Bekasi misalnya, menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi,  klaster industri menjadi penyumbang terbesar kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Karena itu, sangat wajar jika perusahaan atau institusi berkepentingan menjamin kontribusi seluruh karyawan tanpa terkecuali. Satu saja karyawan yang lolos skrining tes usap, potensi terjadinya klaster baru sangat mungkin terjadi. 

Abbott Panbio antigen nasal sendiri tidak memerlukan instrumentasi dan memberikan hasil sekitar 15 menit. Pengambilan spesiman juga singkat sehingga meminimalkan refleks yang mengganggu seperti batuk dan bersin tanpa mengurangi keakuratan hasilnya.

Dengan proses yang sederhana, alat ini sangat cocok untuk pengujian dalam skala besar pada berbagai keadaan dan kondisi masyarakat. Di Unilever, hasil tes antigen itu menjadi syarat bagi karyawan yang memang harus bekerja di lapangan untuk bekerja selama sepekan ke depan. 

Selain Unilever Indonesia, perusahaan yang juga rutin melakukan tes usap adalah PT Kimberly-Clark serta PT Komatsu Indonesia. Namun berbeda dengan Unilever Indonesia, karyawan kedua perusahaan multinasional itulah yang datang ke klinik.

 

 

sumber : siaran pers
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement