Kamis 15 Jul 2021 13:16 WIB

Kelompok HAM Desak Jepang Hentikan Proyek di Myanmar

Kelompol HAM minta Jepang hentikan proyek di Myanmar yang diduga untungkan militer

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Seorang pengunjuk rasa anti-kudeta melihat gambar pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, pada hari Senin, 26 April 2021.
Foto: AP/AP
Seorang pengunjuk rasa anti-kudeta melihat gambar pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, pada hari Senin, 26 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Kelompok hak asasi manusia pada Kamis menyerukan agar Jepang membatalkan proyek real estate yang melibatkan kementerian pertahanan Myanmar. Kelompok HAM mengatakan proyek itu terkait dengan militer.

Pihak militer Myanmar telah melancarkan tindakan keras mematikan sejak kudeta pada 1 Februari. Reuters sebelumnya melaporkan perusahaan swasta Jepang dan sebuah entitas negara itu terlibat dalam pembangunan hotel dan kantor bernilai jutaan dolar AS di atas tanah milik kementerian pertahanan Myanmar.

Baca Juga

Kelompok hak asasi manusia, termasuk Human Rights Watch, mengatakan Jepang gagal menilai risiko yang terkait dengan melakukan bisnis di Myanmar. "Kami sangat mengecam fakta bahwa dana publik Jepang kemungkinan berakhir di tangan Tatmadaw," kata Direktur Eksekutif Mekong Watch, Yuka Kiguchi, merujuk pada angkatan bersenjata Myanmar.

Melalui pembayaran sewa, proyek Y Complex menguntungkan kementerian pertahanan Myanmar, yang dikendalikan oleh militer di bawah konstitusi negara. Demikian kata kelompok pegiat HAM Mekong Watch.

Sementara itu, perusahaan dan pejabat pemerintah Jepang mengatakan bahwa mereka mengira sewa, yang dibayar oleh perantara, pada akhirnya akan diberikan kepada pemerintah Myanmar, bukan kepada militer.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement