Kamis 15 Jul 2021 19:39 WIB

Yogyakarta Targetkan Rekrut 200 Mahasiswa Jadi Relawan Covid

Tugas mereka sebagai relawan akan dicatat sebagai Praktik Kerja Lapangan.

Yogyakarta Targetkan Rekrut 200 Mahasiswa Jadi Relawan Covid. Tenaga kesehatan menyiapkan perlengkapan medis kamar hotel untuk shelter isolasi Covid-19 di UC Hotel, UGM, Yogyakarta, Rabu (14/7). UGM menambah dua tempat shelter isolasi Covid-19, yakni Wisma Kagama dan UC Hotel. Hal ini imbas melonjaknya kasus positif Covid-19 di Yogyakarta, yang akibatnya habisnya shelter isolasi penyintas Covid-19. Ada 175 bed yang bisa digunakan oleh masyarakat di dua tempat ini.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Yogyakarta Targetkan Rekrut 200 Mahasiswa Jadi Relawan Covid. Tenaga kesehatan menyiapkan perlengkapan medis kamar hotel untuk shelter isolasi Covid-19 di UC Hotel, UGM, Yogyakarta, Rabu (14/7). UGM menambah dua tempat shelter isolasi Covid-19, yakni Wisma Kagama dan UC Hotel. Hal ini imbas melonjaknya kasus positif Covid-19 di Yogyakarta, yang akibatnya habisnya shelter isolasi penyintas Covid-19. Ada 175 bed yang bisa digunakan oleh masyarakat di dua tempat ini.

IHRAM.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan merekrut 200 mahasiswa tingkat akhir menjadi relawan kesehatan untuk membantu menangani pasien Covid-19.

"Target kami 200 mencakup seluruh tenaga kesehatan (nakes). Mudah-mudahan adik-adik kita memang punya dedikasi tinggi," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie dalam sesi wawancara dengan wartawan secara virtual, Kamis (15/7).

Baca Juga

Menurut Pembajun, relawan kesehatan diperlukan untuk membantu menangani pasien Covid-19 yang jumlahnya terus bertambah. Apalagi dalam waktu dekat Pemda DIY akan membuka sejumlah rumah sakit lapangan.

Sebanyak 200 relawan yang dibutuhkan bukan hanya perawat. Namun juga tenaga kesehatan lainnya termasuk ahli teknologi laboratorium medis (ATLM), radiografer, hingga apoteker.

"Mereka akan membantu perawatan pasien kategori ringan hingga sedang yang tidak perlu memakai ventilator dan peralatan lainnya," kata dia.

Sejumlah institusi pendidikan kesehatan di DIY, menurut Pembajun, akan membantu Pemda memobilisasi mahasiswanya. Tugas mereka sebagai relawan akan dicatat sebagai Praktik Kerja Lapangan (PKL).

"Sehingga kegiatan mereka akan menjadi bagian dari menyelesaikan pendidikan. Tentunya tetap diawasi dosen yang mengampu," kata dia.

Meski demikian, Pembajun memastikan tidak ada paksaan untuk bergabung menjadi sukarelawan membantu penanganan pasien Covid-19. "Kalau saya sebagai seorang nakes ya harus siap membantu sesama. Sudah ada sumpahnya, tapi kita juga tidak bisa memaksakan kalau keluarga keberatan, nanti dikira melanggar HAM," kata dia.

Pembajun menuturkan hingga saat ini sudah ada sejumlah bangunan yang siap diproyeksikan menjadi RS lapangan yang diharapkan mampu menambah kapasitas tempat tidur pasien Covid-19 di DIY. Di antaranya Hotel UC UGM dan Wisma Kagama, Balai Pusdiklat KemenPU, Rusun BBWS, Kampus Respati, serta Asrama UNY.

Upaya itu dilakukan mengingat angka keterisian tempat tidur (BOR) di 27 rumah sakit rujukan di DIY sudah mencapai di atas 95 persen. "Ini kalau ada lampu merah, kuning, hijau, (kapasitas rumah sakit) sudah merah. Kita sudah sangat prihatin dengan kondisi rumah sakit," ujar Pembajun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement