Ahad 18 Jul 2021 12:30 WIB

Angka Kematian Covid Diprediksi Makin Parah

Harus diambil langkah sistematis. Sebelum semuanya terlambat

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Fakhruddin
Epidemiolog Unhas Prediksi Angka Kematian Covid Makin Parah (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Epidemiolog Unhas Prediksi Angka Kematian Covid Makin Parah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Guru Besar Epidemiologi Unhas Ridwan Amiruddin menyoroti jumlah orang Indonesia yang sudah terpapar covid 19 sekitar 18% (Juni 2021). Ia memprediksi angka kematian akibat Covid-19 akan kian parah.

Dengan reproduksi kasus R 1.38. Sementara angka penemuan kasus hanya sekira 6%. Data tersebut diperoleh Ridwan dari hasil estimasi health data.org. Dalam data tersebut disebutkan varian baru B1.617.2 sebagai determinant utama penyebaran. 

"Harus diambil langkah sistematis. Sebelum semuanya terlambat," kata Ridwan kepada Republika, Ahad (17/7).

Ridwan menekankan faktor mobilitas penduduk sebagai driver penularan telah mengalami penurunan sebesar 15-20% sebagai dampak pemberlakuan PPKM dan PPKM darurat. Program cakupan penggunaan masker baru sekira 75%. Dari segi kemauan untuk mendapatkan vaksin sebesar 75.5% hendak di vaksin. "Dan hingga sekarang cakupan vaksin  baru sekira 17-20%," sebut Ridwan.

Berdasarkan skenario, Ridwan mengamati besar peluang akan terjadi kumalatif kematian covid terlaporkan sebesar 173.000 per awal Oktober 2021. Terdapat tambahan kematian 115.000 dari Juni hingga Oktober 2021. 

"Laporan kematian kemungkinan akan mencapai puncak pertengahan Agustus sebesar 1.790 kasus," ujar Ridwan.

Ridwan menilai bila penggunaan masker bisa mencapai 95% maka proporsi kematian dapat ditekan lebih rendah dari skenario. Pada skenario terburuk diproyeksikan 200.000 kumulatif kematian terlaporkan sekira awal oktober.  

"Laporan harian kematian akan mencapai puncaknya dengan kasus 2.230 pada pertengahan Agustus 2021," ujar Ridwan.

Sementara Per Oktober 21 diproyeksikan 38.000 nyawa dapat diselamatkan dengan vaksinasi.

Selain itu, infeksi harian akan mengalami peningkatan hingga 181.000 kasus per awal Oktober. "Pada skenario terburuk akan mencapai 248.600 kasus pada awakl oktober 2021," ucap Ridwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement