Ahad 18 Jul 2021 17:43 WIB

Klub Inggris akan Beri Pelayanan untuk Pemain Muslim

Piagam terkait dengan makanan halal, sholat, puasa, perjudian.

Rep: Muhyiddin/ Red: Joko Sadewo
Pemain sepak  Mesir dan striker bintang Liverpool, Mohammed Salah
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Pemain sepak Mesir dan striker bintang Liverpool, Mohammed Salah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain Muslim seperti Mohamed Salah, Sadio Mane dan Frederic Kanoute telah menjadi bintang Liga Premier Inggris selama beberapa tahun. Namun, selama itu tidak ada pedoman resmi yang pernah dibuat untuk memenuhi kebutuhan agama mereka.

Untuk mengisi celah itu, Nujum Sports kemudian meluncurkan Piagam Atlet Muslim pertama pada Juni lalu. Nujum Sports sendiri merupakan sebuah organisasi berbasis di Inggris yang didirikan untuk membantu atlet Muslim berkembang.

Piagam berisi sepuluh poin janji bagi klub Inggris untuk mengadopsi praktik terbaik untuk membantu mendukung pemain Muslim mereka. Piagam tersebut menyentuh beberapa masalah, termasuk ruang sholat, penyediaan makanan halal, tidak mengonsumsi alkohol, puasa selama Ramadhan, dan pakaian etis.

Piagam tersebut kini telah diadopsi oleh semakin banyak klub di semua tingkat sepak bola Inggris, termasuk tim Liga Premier Watford dan Brentford. Pendiri Nujum Sports, Ebadur Rahman mengatakan, jika pemain pemain Muslim memiliki makanan halal dan mushalla, maka mereka akan bermain lebih baik.  

“Jika seorang pemain memasuki pramusim dan mereka memiliki makanan halal dan mushalla, maka tidak perlu khawatir…hal-hal kecil ini akan membuat mereka bermain jauh lebih baik,” ujar Rahman dikutip dari Middle East Eye, Ahad (18/7).

“Saya tahu klub dan pemain di Liga Dua Inggris tidak memiliki makanan halal sehingga harus makan siang kemasan. Itu tidak seharusnya terjadi,” ucapnya.

Salah satu dari sepuluh poin tersebut memaksa pihak klub untuk diberitahu tentang atlet Muslim yang tidak bisa meminum alkohol, dan terutama untuk ini harus dipertimbangkan selama perayaan kemenangan.

Isu alkohol juga sempat mengemuka selama Euro 2020 ketika pesepakbola Muslim Prancis Paul Pogba mengeluarkan sebotol bir Heineken dari koleksi minuman yang diletakkan di depannya oleh sponsor selama konferensi pers.

Penghinaan itu memaksa penyelenggara turnamen untuk mengonfirmasi bahwa pesepakbola dapat menolak menempatkan merek terkait alkohol di samping mereka dengan alasan agama.

Rahman mencatat bahwa pedoman ini telah dibuat untuk beberapa turnamen Inggris, seperti Piala FA dan Piala EFL, khususnya tentang penggunaan sampanye non-alkohol selama perayaan upacara trofi.

Piagam ini juga mengikat klub untuk menyediakan pakaian alternatif bagi atlet yang merasa bahwa setiap perlengkapan bertentangan dengan keyakinan spiritual atau etika mereka. Hal ini juga relevan dalam hal perjudian. Pasalnya, delapan dari 20 klub Liga Premier saat ini memiliki sponsor perjudian di bagian depan baju mereka.

“Kami berbicara dengan badan amal perjudian yang sangat senang dengan piagam kami,” kata Rahman. “Sementara itu, kami sedang meminta klub untuk tidak memaksa pemain Muslim mengenakan sponsor perjudian,” lanjutnya.

Bagi banyak atlet Muslim di Inggris, piagam baru ini telah memicu percakapan penting tentang olahraga dan spiritualitas. “Saya pikir piagam ini akan sangat penting bagi pesepakbola Muslim yang akan datang karena beberapa orang tidak nyaman untuk berbicara tentang agama mereka,” kata gelandang Ipswich Town, Idris El Mizouni.

“Nujum membantu saya merasa seperti orang lain ada di sini untuk saya saat dibutuhkan dan untuk belajar lebih banyak tentang agama,” kata Idris.

Pemain Timnas Tunisia ini menjelaskan bahwa rekan satu tim dan stafnya di Ipswich telah mengajukan pertanyaan untuk lebih memahami tentang Islam, dan terutama untuk membantunya saat dia berpuasa.

“Klub sangat bagus tentang Ramadhan. Mereka memahami iman saya dan hanya mencoba membantu memberikan nasihat tentang apa yang harus dimakan dan kapan,” jelasnya.

 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement