Senin 19 Jul 2021 13:07 WIB

Ini Kondisi Ekonomi dan Sosial Bangsa Arab Pra-Islam

Ekonomi bangsa Arab pra-Islam cukup maju, tapi tidak dengan kondisi sosialnya

Rep: Imas Damayanti/ Red: Esthi Maharani
Al-Mabiat, Kota Muslim Kuno Terbesar Kedua di Makkah
Foto: Arab News
Al-Mabiat, Kota Muslim Kuno Terbesar Kedua di Makkah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Kondisi ekonomi bangsa Arab mengikuti kondisi sosial yang bisa dilihat dalam kehidupan bangsa tersebut. Meski sumber-sumber ekonomi bangsa Arab pra-Islam cukup maju, tak demikian dengan kondisi sosial yang menyertainya.

Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam kitab Sirah Nabawiyah menjelaskan, perdagangan merupakan sarana yang paling dominan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jalur-jalur perdagangan tidak bisa dikuasai begitu saja kecuali jika sanggup memegang kendali keamanan dan perdamaian.

Sementara itu kondisi yang aman seperti itu tidak terwujud di Jazirah Arab kecuali pada bulan-bulan suci. Pada saat itulah dibuka pasar-pasar Arab yang sangat terkenal seperti Ukazh, Dzil Majaz, Majinnah, dan lain-lainnya. Adapun mengenai perindustrian atau kerajinan, mereka adalah bangsa yang paling mengenalnya.

Mayoritas hasil kerajinan yang ada di Arab seperti jahit-menjahit, menyamak kulit, dan sebagainya, berasal dari rakyat Yaman, Hirah, dan pinggiran Syam. Sekalipun begitu di tengah Jazirah Arab terdapat pertanian dan penggembalaan hewan ternah.

Sedangkan wanita-wanita cukup menangani pemintalan. Artinya, perekonomian di Jazirah Arab berjalan dengan baik meski ketimpangan menyertai di dalamnya. Dijelaskan bahwa kekayaan-kekayaan yang dimiliki bangsa Arab saat itu bahkan bisa mengundang pecahnya peperangan.

Kemiskinan, kelaparan, dan orang-orang yang telanjang merupakan pemandangan yang biasa di tengah masyarakat Arab. Tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan masyarakat Arab Jahiliyah penuh dengan masalah dan sulit diterima akal sehat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement