Senin 19 Jul 2021 14:06 WIB

6 Akhlak Mulia Bangsa Arab Sebelum Islam Datang

Bangsa Arab sejak dahulu dikenal dengan sejumlah akhlak mulia

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Bangsa Arab sejak dahulu dikenal dengan sejumlah akhlak mulia. Ilustrasi Padang Pasir
Foto: Pixabay
Bangsa Arab sejak dahulu dikenal dengan sejumlah akhlak mulia. Ilustrasi Padang Pasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Era Jahiliyah yang pernah ada di masyarakat Jazirah Arab banyak tercatat dalam sejarah-sejarah Islam. Namun demikian, tak sedikit pula munculnya decak kagum atas akhlak-akhlak terpuji dari tradisi masyarakat Arab kala itu.

Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam kitab Sirah Nabawiyah menjelaskan sejumlah hal mengenai akhlak-akhlak terpuji masyarakat Arab. Di  antara akhlak-akhlak itu adalah:

Baca Juga

Pertama, kedermawanan. Mereka saling berlomba-lomba dan membanggakan diri dalam masalah kedermawanan dan kemurahan hati. 

Bahkan separuh syair-syair mereka bisa dipenuhi dengan pujian dan sanjungan terhadap kedermawanan ini. Meski sikap kedermawanan bangsa Arab terkadang melampaui batas dan berbeda dengan akhlak kedermawanan yang diajarkan Islam, namun sejatinya sikap ini merupakan tradisi yang cukup mengakar bagi mereka.

Kedua, memenuhi janji. Di mata bangsa Arab Jahiliyah, jani sama dengan utang yang harus dibayar. Bahkan mereka kerap membunuh anaknya sendiri dan membakar rumahnya daripada meremehkan janji, dan tentu saja konsep memenuhi janji antara tradisi Jahiliyah Arab dengan Islam sangatlah berbeda.

Kisah mengenai menepati janji bangsa Arab ini dapat dilihat dari kisah-kisah yang terjadi pada Hani bin Mas’ud As Syaibani, As Samau’al bin Adiya, dan Hajib bin Zararah.

Ketiga, kemuliaan jiwa dan keengganan menerima kehinaan dan kelaliman. Akibatnya, mereka bersikap berlebih-lebihan dalam masalah keberanian, sangat pencemburu, dan cepat naik darah (sumbu pendek).

Mereka tidak mau mendengar ata-kata yang menggambarkan kehinaan dan kemerosotan, melainkan mereka bangkit menghunus pedang, lalu pecah peperangan yang berkepanjangan hingga mereka tidak memedulkan kematian yang bisa menimpa diri sendiri.

Tentunya, konsep kemuliaan jiwa dan keengganan menerima kehinaan dan kelaliman ini berbeda dengan konsep kemuliaan jiwa dalam Islam. Sebab di dalam Islam, tak dibenarkan menggadaikan nyawa sendiri untuk mati konyol, kecuali untuk mati di jalan Allah SWT.

Keempat, pantang mundur. Jika mereka sudah menginginkan sesuatu yang di situ ada keluhuran dan kemudliaan, maka tak ada sesuatu pun yang dapat menghadap atau mengalihkannya.

Kelima, kelemahlembutan dan suka menolong orang lain. Mereka biasa membuat sanjungan tentang sifat ini. Hanya saja sifat ini kurang tampak karena mereka berlebih-lebihan dalam masalah keberanian dan mudah terseret kepada peperangan.

Keenam, kesederhanaan pola kehidupan Badui. Mereka tidak mau dilumuri warna-warni peradapan dan gemerlapnya. Hasilnya adalah kejujuran, dapat dipercaya, meninggalkan dusta, dan meninggalkan pengkhianatan.

Dijelaskan bahwa akhlak-akhlak yang sangat berharha tersebut di samping letak geografis Jazirah Arab, merupakan sebab mengapa mereka dipilih untuk mengemban beban risalah yang menyeluruh, menjadi pemimpin umat dan masyarakat manusia.

Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri menjelaskan bahwa sebab akhlak-akhlak seperti itu, sekaipun sebagian di antaranya ada yang menjurus kepada kejahatan dan menyeret kepada kejadian-kejadian yang mengenaskan, namun pada dasarnya hal itu dinilai merupakan akhlak yang berharga.

Yang mana bisa mendatangkan manfaat secara menyeluruh bagi masyarakat manusia jika mendapat sentuhan perbaikan. Di sinilah kemudian, kata dia, tugas Islam berperan ketika datang.

Dia menekankan bahwa barangkali akhlak yang paling menonjol dan paling banyak mendatangkan manfaat setelah pemenuhan janji adalah kemuliaan jiwa dan semangat pantang mundur. Sebab kejahatan dan kerusakan tidak bisa disingkirkan, keadilan dan kebaikan tidak bisa ditegakkan kecuali dengan kekuatan dan ambisi seperti demikian.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement