Rabu 21 Jul 2021 05:36 WIB

PM Inggris Dinilai Pernah Remehkan Kematian Covid

Cummings sebut PM Johnson pernah berpikir hanya usia tua meninggal karena Covid.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, tengah, berbicara selama pengarahan media tentang virus corona di Downing Street, London, Senin, 5 Juli 2021.
Foto: AP/Daniel Leal-Olivas/POOL AFP
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, tengah, berbicara selama pengarahan media tentang virus corona di Downing Street, London, Senin, 5 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menolak untuk memperketat pembatasan Covid-19 pada musim gugur lalu. Menurut Eks Kepala Penasihat, Dominic Cummings, Johnson berpikir orang yang meninggal dan sekarat karena sudah berusia 80 tahun lebih.

Selain itu, Johnson lebih memilih penanganan sektor ekonomi daripada Covid-19. Klaim tersebut muncul dalam sebuah wawancara dengan Editor BBC Laura Kuenssberg. Momen ini merupakan momen pertama kalinya Cummings memberikan wawancara TV satu lawan satu selama karirnya di dunia politik.

Baca Juga

Cummings mengatakan menjelang awal pandemi tahun lalu, Johnson ingin tetap mengadakan pertemuan tatap muka pekanan dengan Ratu. Johnson dinilai juga membela keputusan kontroversialnya untuk pergi ke pertanian orang tuanya di County Durham setelah penguncian pertama dimulai.

Kasus Covid-19 yang menurun pada musim panas lalu tapi mulai meningkat dengan cepat ketika musim gugur dimulai, memicu perdebatan di dalam pemerintah tentang tindakan apa yang diperlukan.

Cummings menyebut, dia bersama Kepala Penasihat Ilmiah Inggris Sir Patrick Vallance dan Kepala Petugas Medis Inggris Profesor Chris Whitty telah mendorong pembatasan yang lebih ketat mulai pertengahan September.

Pada 13 Oktober dengan kematian Covid-19 yang meningkat menjadi lebih dari 100 per hari, Pemimpin Partai Buruh Sir Keir Starmer menyerukan penguncian selama dua hingga tiga pekan. Namun, pemerintah memutuskan untuk tidak melakukannya.

Dalam pesan WhatsApp yang dikirim pada 15 Oktober, Johnson sempat sedikit terguncang mengetahui jumlah pasien yang meninggal akibat Covid-19. Dia menilai usia rata-rata pasien yang sekarat antara 81 dan 85 tahun dan dinilai sebagai angka di atas angka harapan hidup.

“Hampir tidak ada orang yang berusia di bawah 60 tahun masuk rumah sakit dan di antara mereka hampir semuanya selamat. Teman-teman, saya pikir kita mungkin perlu membuat perubahan kecil. Ini menunjukkan kita tidak melakukan penguncian nasional,” kata pernyataan itu.

Akan tetapi pada 31 Oktober, perdana menteri mengumumkan penguncian empat pekan yang akan dimulai pada 5 November. Tindakan ini dilakukan guna melindungi NHS karena angka kematian dapat mencapai ribuan per hari.

Pada Selasa, Menteri Bisnis Paul Scully membela tindakan Johnson selama musim gugur. Dia menambahkan pembatasan ekonomi juga berdampak pada kesehatan dan kehidupan masyarakat sehingga perlu untuk mempertimbangkan semua faktor. “Penguncian Wales yang diperkenalkan sekitar dua pekan sebelum penguncian musim gugur Inggris, tidak memiliki efek yang sangat besar,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement