Rabu 21 Jul 2021 20:02 WIB

Singapura Perketat Pembatasan Covid-19 Selama Sebulan

Kasus baru Covid-19 di Singapura mencapai hampir dua kali lipat

Red: Nur Aini
Seorang pengendara sepeda bersepeda melewati cakrawala distrik keuangan melintasi Gardens by the Bay East di Singapura, 15 Februari 2021.
Foto: EPA-EFE/WALLACE WOON
Seorang pengendara sepeda bersepeda melewati cakrawala distrik keuangan melintasi Gardens by the Bay East di Singapura, 15 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura akan menghentikan kegiatan makan di restoran dan melarang pertemuan lebih dari dua orang selama satu bulan mulai Kamis (22/7) saat kasus Covid-19 meningkat lebih lanjut. Hal itu diumumkan Kementerian Kesehatan Singapura, Rabu (21/7).

Peningkatan kasus infeksi virus corona memberikan pukulan bagi rencana pembukaan kembali negara itu. Langkah pembatasan itu akan ditinjau dalam dua pekan ketika negara itu mendekati targetnya untuk memvaksinasi dua pertiga populasinya pada 9 Agustus. Kasus baru Covid-19 di Singapura mencapai hampir dua kali lipat pada Senin (19/7) dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Baca Juga

Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan, 184 kasus baru infeksi corona diperkirakan dikonfirmasi pada Selasa (20/7). Dia mengatakan, vaksinasi telah selesai untuk setengah populasi Singapura. Pemerintah Singapura mendorong untuk meningkatkan tingkat vaksinasi di kalangan orang tua.

Sebesar 30 persen lansia di negara itu belum divaksin. Jumlah kasus baru harian Covid-19 Singapura tercatat hanya sebagian kecil dari yang dilaporkan di negara-negara lain di Asia Tenggara. Namun, pengetatan langkah pembatasan dilakukan hanya beberapa hari setelah pelonggarannya. Langkah itu, kemunduran bagi Singapura yang ingin bergerak dari pandemi.

"Kita harus melakukan pengetatan, langkah pencegahan ini sehingga kita dapat mengurangi tingkat aktivitas secara keseluruhan dan memperlambat penularan," kata Lawrence Wong, ketua bersama satuan tugas Covid-19 Singapura.

"Tujuannya sekarang adalah memberi kita waktu sehingga kita dapat memvaksin lebih banyak orang, terutama para manula," ujar Wong.

Dia lebih lanjut mengatakan, setelah situasi stabil, Singapura akan memberlakukan aturan pembatasan lebih lunak bagi warga yang telah divaksin. Singapura telah meningkatkan pengujian Covid-19 setelah muncul klaster penularan di bar karaoke KTV dan pelabuhan perikanan.

Klaster KTV menimbulkan kemarahan dan pertanyaan publik atas pengizinan untuk ruang-ruang yang terkenal memfasilitasi prostitusi dan perjudian. Ruang-ruang tersebut untuk sementara diizinkan beroperasi sebagai restoran.

Sementara itu, Pemerintah Singapura mengatakan, lembaga-lembaga penegak hukum telah diperketat. Singapura telah melaporkan lebih dari 63 ribu kasus infeksi virus corona secara keseluruhan, yang sebagian besar terkait dengan wabah di asrama pekerja migran tahun lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement