Rabu 21 Jul 2021 21:53 WIB

Haji Dimulai Dengan Rasa Syukur dan Haru Jamaah Terpilih

Haji Dimulai Dengan Rasa Syukur dan Haru Jamaah Terpilih

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Haji Dimulai Dengan Rasa Syukur dan Haru Jamaah Terpilih. Foto:  Sebuah tenda kemah untuk jemaah haji didirikan menjelang pelaksanaan ibadah haji tahunan di tenda kemah di Mina,Selasa (13/7). Untuk 2 tahun berturut-turut pelaksanaan ibadah haji di batasi karena pandemi covid-19.
Foto: AP
Haji Dimulai Dengan Rasa Syukur dan Haru Jamaah Terpilih. Foto: Sebuah tenda kemah untuk jemaah haji didirikan menjelang pelaksanaan ibadah haji tahunan di tenda kemah di Mina,Selasa (13/7). Untuk 2 tahun berturut-turut pelaksanaan ibadah haji di batasi karena pandemi covid-19.

IHRAM.CO.ID,JEDDAH—Ritual haji telah dimulai, 60.000 jamaah terpilih tak henti mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraan atas kesempatan untuk melaksanakan haji di tengah pembatasan ketat karena krisis kesehatan global. Dari 500.000 pendaftar, tahun ini, Kerajaan hanya memilih 60.000 jamaah melalui seleksi dan persyaratan yang cukup ketat, seluruhnya berasal dari dalam Kerajaan dan telah divaksinasi. 

Um Azzam, 53, dan suaminya Abu, dari Riyadh, adalah salah satu dari mereka yang beruntung. Dia mengaku sangat bahagia begitu mendapatkan izin haji pada 24 Juni lalu. Saat ditanya mengenai kekhawatiran terinfeksi saat melaksanakan haji, dia mengatakan tidak takut dan yakin bahwa Allah SWT akan senantiasa melindunginya, disamping adanya penerapan pembatasan jumlah jamaah, tetap menerapkan protokol kesehatan dan telah mendapatkan dosis lengkap vaksin. 

Baca Juga

“Kami menerima pesan teks pada malam 24 Juni dan perasaan itu benar-benar kegembiraan dan kebahagiaan yang tak terlukiskan. Kami berharap dan berdoa untuk melakukan haji dan doa kami terkabul,” ujarnya yang dikutip di Arab News, Ahad (18/7).

“Mengapa kita harus takut (melakukan haji selama pandemi) ketika kita percaya kepada Allah SWT? Selain itu, kami telah mengambil vaksin kami dan percaya pada tindakan pencegahan. Saya tidak mengatakan tidak mungkin terinfeksi, tetapi itu jelas bukan masalah saya karena saya merasa aman dengan jumlah orang yang pergi dan tindakan pencegahan ketat yang harus kita ikuti,” sambungnya. 

Mariam Mohammed, dan ibunya Um Mazin, seorang warga negara Amerika yang tinggal di Kerajaan, juga dipilih untuk melaksanakan haji tahun ini. Wanita 24 tahun itu mengatakan ini adalah perjalanan haji pertamanya. "Aku sangat gembira. Saya selalu ingin melakukan haji tetapi, untuk beberapa alasan, itu tidak pernah berhasil. Tapi kali ini berhasil,” ujarnya.

“Saya tidak merasa takut atau gugup. Saya tidak akan membiarkan ketakutan saya terinfeksi (dengan COVID-19) menghentikan saya untuk mengambil kesempatan ini. Saya benar-benar bisa mendapatkan COVID-19 di kota saya sendiri, jadi saya mungkin juga melakukan tugas agama yang kuat,” tambahnya.

Um Mazin, sang ibu, mengatakan bahwa ancaman tertular Covid-19 tidak bisa sepenuhnya dihindari, namun dia mengaku merasa aman dengan jumlah jamaah dan segala tindakan pencegahan yang diupayakan Kerajaan.

“Saya tidak mengatakan tidak mungkin terinfeksi, tetapi itu jelas bukan masalah saya karena saya merasa aman dengan jumlah orang yang pergi dan tindakan pencegahan ketat yang harus kita ikuti,” ujarnya. 

“Saya juga berasumsi bahwa karena pemerintah telah melakukannya dengan sangat baik dalam mengendalikan virus, itu akan lebih berhati-hati ketika datang ke musim haji,” sambungnya. 

Sebelum mendapatkan izin haji, pendaftaran Mohammad dan sang ibu sempat ditolak oleh sistem karena kewarganegaraannya, selain karena terlalu banyak warga Saudi yang mendaftar. Namun Kerajaan ternyata menyedikan kouta bagi warga Kerajaan non-Saudi, yang menurut Mazin adalah keputusan yang bagus. 

“Dijelaskan kepada kami bahwa ada terlalu banyak orang Saudi yang menghadiri haji dan mereka (otoritas Saudi) ingin memberikan kesempatan kepada orang lain untuk melakukan juga. Saya tidak tahu bahwa mereka memiliki kuota untuk non-Saudi, meskipun itu sebenarnya ide yang bagus,” ujarnya.

Nasib baik juga dialami Mohammed Al-Hokair dari Riyadh. Dia mengatakan bahwa dia merencanakan haji untuk seluruh keluarganya, dia, orang tuanya dan saudara perempuannya. Namun hanya aplikasi orang tuanya saja yang diterima, sedangkan miliknya dan saudara perempuannya ditolak. Tak lama setelahnya, dia mendapatkan pesan bahwa dia dan saudaranya diizinkan untuk haji sebagai pendamping orang tua mereka.

“Awalnya saya merasa gugup. Tapi itu tidak bertahan lama dan sekarang saya merasa sangat aman dan tenang. Aturan untuk menunaikan haji minimal sekali seumur hidup bagi yang mampu, dan saya mampu dan mendapat kesempatan, jadi mengapa saya tidak pergi? Maksud saya, ini adalah rencana dari Allah dan jadi jika saya dimaksudkan untuk menghadiri haji tahun ini, apa pun yang terjadi, saya akan menghadirinya. Dan ini akan menjadi pertama kalinya saya, jadi saya juga merasa bersemangat sekarang,” kata Al-Hokair.

Namun, Abu Hassan, 55 tahun, dari Jeddah, tidak seberuntung itu. Dia mengatakan kepada Arab News bahwa dia telah mendaftar haji online tetapi meskipun pada awalnya diterima, dia kemudian menerima pesan yang mengatakan bahwa aplikasinya ditolak.

“Itu mengecewakan pada awalnya, tentu saja. Terakhir kali saya melakukan haji adalah lebih dari 28 tahun yang lalu, jadi saya sangat bersemangat untuk pergi tahun ini, terutama dengan jumlah orang ini,” ujarnya, namun dia mengatakan sangat mengapresiasi tindakan Kerajaan dalam melakukan proses pendaftaran secara daring. 

“Allah SWT mungkin punya rencana lain untuk saya, jadi saya sepenuhnya menerima hasilnya,” tambahnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement