Kamis 22 Jul 2021 13:29 WIB

Jemaah Haji Lakukan Tasyrik di Mina Setelah Idul Adha

Pelaksanaan lempar jumrah di hari Tasyrik ini berlanjut sampai matahari terbenam

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
 Dalam foto yang diambil dengan kecepatan rana rendah ini, jamaah haji  mengelilingi Ka
Foto: AP/Amr Nabil
Dalam foto yang diambil dengan kecepatan rana rendah ini, jamaah haji mengelilingi Ka

IHRAM.CO.ID, MINA -- Jamaah Haji kembali ke tenda mereka di Mina dengan mengikuti tindakan protokol yang ketat, Rabu (21/7). Mereka menuju tenda setelah melakukan lempar jumrah di tiga tiang pada hari pertama Tasyrik.

Pelaksanaan lempar jumrah di hari pertama Tasyrik ini berlanjut sampai matahari terbenam. Setiap peziarah melemparkan total 21 kerikil di tiga pilar, dimulai dengan yang terkecil, diikuti oleh pilar tengah dan akhirnya yang besar atau dikenal sebagai Jamrat Aqaba.

Dilansir di Arab News, pada akhir hari kedua Tasyrik, peziarah akan melemparkan lebih dari 3 juta batu ke pilar yang ada. Ritual pelemparan batu secara simbolis ini merupakan langkah meniru Nabi Muhammad, juga Nabi Ibrahim, yang disebut melempari setan di lokasi yang sama.

Peziarah biasanya menghabiskan tiga malam Tasyrik di Mina. Namun, bagi siapapun dan dengan alasan apapun dibolehkan meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam pada hari kedua atau 12 Dzulhijjah.

Dengan memperhatikan protokol kesehatan dan tindakan pencegahan, ratusan jemaah terlihat memotret pilar, tenda, serta fasilitas raksasa Jembatan Jamarat.

Alat penyiram air disediakan otoritas terkait guna menawarkan penyegaran di cuaca yang sebagian berawan. Di daerah tersebut, suhunya mencapai setinggi 38 derajat Celcius (100 derajat Fahrenheit).

Seorang peziarah Saudi yang datang bersama ibunya untuk melakukan haji, Osama Al-Thubiani, mengatakan sejauh ini dia tidak melihat kekurangan dalam layanan haji.

"Baik ibu dan saya datang ke sini melakukan haji untuk pertama kalinya. Layanan sangat baik, segala yang kami butuhkan tersedia," kata dia.

Satu-satunya kekurangan yang bisa ia pikirkan, adalah penundaan makan selama lima atau 10 menit. Namun, ia menilai hal ini bukanlah masalah sama sekali, karena itu sangat normal.

Pj Menteri Haji dan Umrah,  Dr. Essam bin Saeed, didampingi beberapa pejabat tinggi kementeriannya melakukan tur inspeksi Jembatan Jamarat. Inspeksi dilakukan untuk memastikan semua jamaah menerima layanan terbaik.

Helikopter dari tim keamanan juga terlihat melayang di langit di atas Mina untuk memantau tempat kejadian. Di lapangan, pasukan keamanan dan pejabat kesehatan hadir dalam jumlah besar.

Mereka bersiap untuk memberikan bantuan kepada para peziarah yang mungkin membutuhkan. Upaya gabungan tersebut sangat membantu memfasilitasi pergerakan peziarah ke dan dari tenda mereka.

Di hari kedua Tasyrik, peziarah akan kembali melempar batu ke tiga pilar dan bermalam di tenda untuk hari ketiga. Namun, mereka yang ingin meninggalkan Mina lebih awal akan segera menuju Masjidil Haram untuk pamitan, ritual terakhir haji.

Mengingat pelaksanaan haji kali ini dilakukan di tengah pandemi Covid-19, diharapkan sebagian besar jamaah meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam pada hari kedua Tashreeq.

Namun, layanan terpadu akan terus diberikan hingga jamaah haji menyelesaikan ibadahnya dan meninggalkan Makkah untuk kembali ke rumah masing-masing. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement