Kamis 22 Jul 2021 14:44 WIB

Jamaah Haji Habiskan Hari Tasyrik di Mina Setelah Idul Adha

Lempar jumrah pada hari pertama Tasyrik berlanjut sampai matahari terbenam.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah Haji Habiskan Hari Tasyrik di Mina Setelah Idul Adha. Jamaah haji melemparkan batu ke sebuah pilar dalam rajam simbolis setan, ritual terakhir haji tahunan, dan hari pertama Idul Adha, sambil menjaga jarak sosial untuk melindungi dari virus corona di Mina dekat kota suci Mekah, Arab Saudi, Selasa, 20 Juli 2021. Virus corona telah merenggut korban haji untuk tahun kedua berturut-turut. Apa yang pernah menarik sekitar 2,5 juta Muslim dari semua lapisan masyarakat dari seluruh dunia, haji sekarang hampir tidak dapat dikenali dalam skala.
Foto: AP/Amr Nabil
Jamaah Haji Habiskan Hari Tasyrik di Mina Setelah Idul Adha. Jamaah haji melemparkan batu ke sebuah pilar dalam rajam simbolis setan, ritual terakhir haji tahunan, dan hari pertama Idul Adha, sambil menjaga jarak sosial untuk melindungi dari virus corona di Mina dekat kota suci Mekah, Arab Saudi, Selasa, 20 Juli 2021. Virus corona telah merenggut korban haji untuk tahun kedua berturut-turut. Apa yang pernah menarik sekitar 2,5 juta Muslim dari semua lapisan masyarakat dari seluruh dunia, haji sekarang hampir tidak dapat dikenali dalam skala.

REPUBLIKA.CO.ID, MINA -- Jamaah haji kembali ke tenda mereka di Mina, Makkah setelah menjalankan tiga rukun ibadah haji pada hari pertama Tasyrik, periode tiga hari setelah Idul Adha, Rabu (21/7). Kementerian Kesehatan Arab Saudi bersama aparat keamanan telah memastikan tidak ada kasus Covid-19 yang dilaporkan selama haji berlangsung.

Lempar jumrah pada hari pertama Tasyrik berlanjut sampai matahari terbenam. Setiap peziarah melemparkan total 21 kerikil di tiga pilar yang dimulai dengan ukuran terkecil sampai terbesar, Jumrah Aqabah. Pada akhir hari kedua, peziarah akan melemparkan lebih dari tiga juta batu ke pilar.

Baca Juga

Ritual pelemparan batu tersebut meniru tindakan Nabi Muhammad yang juga mengikuti langkah Nabi Ibrahim. Biasanya, jamaah haji menghabiskan tiga malam Tasyrik di Mina. Namun, ada juga mereka yang dibolehkan tidak menunggu sampai hari ketiga meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam pada hari kedua.

Demi memberi kenyamanan peziarah, pihak berwenang menempatkan alat penyiram air yang menawarkan penyegaran karena suhu mencapai 38 derajat Celsius. Salah seorang jamaah haji Saudi yang datang bersama ibunya, Osama al-Thubiani mengatakan dia tidak melihat adanya kekurangan dalam pelayanan haji.

“Baik ibu saya maupun saya yang datang ke sini untuk melakukan haji, saya merasa layanan yang ditawarkan sangat baik dan segala yang kami butuhkan tersedia,” kata al-Thubiani.

Satu-satunya yang mungkin dirasa kurang adalah penundaan makan selama lima hingga 10 menit. Namun, hal tersebut tetap tidak menjadi masalah baginya karena itu sangat normal.

Dilansir Arab News, Kamis (22/7), Pejabat Menteri Haji dan Umrah Essam bin Saeed yang didampingi beberapa pejabat tinggi kementeriannya melakukan tur inspeksi Jembatan Jamarat untuk memastikan semua peziarah menerima layanan terbaik.

Helikopter keamanan juga terlihat di langit Mina untuk memantau tempat kejadian. Di lapangan, pasukan keamanan dan pejabat kesehatan hadir dalam jumlah besar untuk memberikan bantuan kepada peziarah. Upaya gabungan mereka telah sangat membantu memfasilitasi pergerakan jamaah haji ke dan dari tenda mereka.

Pada Kamis, hari kedua Tasyrik, peziarah akan melempar batu ke tiga pilar lagi dan bermalam di tenda mereka untuk hari ketiga. Mereka yang ingin meninggalkan Mina lebih awal dapat melakukannya dan kembali menuju Masjidil Haram untuk ritual terakhir haji.

Karena pandemi, diharapkan sebagian besar jamaah haji akan meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam pada hari kedua Tasyrik. Namun, layanan terpadu akan terus diberikan hingga jamaah haji menyelesaikan ibadahnya dan meninggalkan Makkah.

https://www.arabnews.com/node/1897891/saudi-arabia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement