Kamis 22 Jul 2021 22:04 WIB

Menjaga Daging Qurban Tetap Berkualitas

Menjaga Daging Kurban Tetap Berkualitas.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
Hasil potongan daging-daging qurban itu dikemas dalam sebuah wadah besek bambu, untuk mengurangi penggunaan plastik.
Foto: Dompet Dhuafa
Hasil potongan daging-daging qurban itu dikemas dalam sebuah wadah besek bambu, untuk mengurangi penggunaan plastik.

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Daging qurban sering dijumpai rusak dan hilang kualitas. Kadang, baru satu hari dimasak sudah berubah penampilan, aroma, bahkan rasanya menjadi aneh. Padahal, semestinya daging barokah ini menyehatkan dan menguatkan tubuh kita.

Direktur Halal Research Centre Fakultas Peternakan UGM, Nanung Danar Dono mengatakan, daging qurban bisa menurun kualitas jika kita salah mengelola dan mengolah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kualitas daging.

Baca Juga

Pertama, jangan pernah memegang daging qurban ketika tangan kita kotor. Sebab, kuman dan aneka mikroba penyebab penyakit dapat berpindah dan berkembang biak di daging. Maka itu, biasakan mencuci tangan sebelum memegang daging segar.

Lalu, jangan pernah meletakkan daging di tempat yang kotor, apalagi di tanah. Di tempat yang kotor, daging sangat mudah terkontaminasi. Bahkan, di tempat tidak bersih, mikroba dapat berkembang biak 10.000 - 100.000 kuman per menit.

"Jika ingin batuk atau bersin, arahkan ke tempat lain. Jangan langsung ke arah daging. Kita upayakan semaksimal mungkin mengurangi kontaminasi daging oleh mikroba perusak," kata Nanung, Kamis (22/7).

Ia mengingatkan, setelah dipisahkan dari bagian utama tubuh hewan, daging qurban harus segera dimasak atau disimpan. Namun, jika kita mendapat daging kurban yang dalam keadaan kotor, mestinya segera dicuci bersih dan dimasak.

Ketika menerima daging dari masjid, jangan memegang daging secara langsung. Gunakan kaus tangan plastik untuk menghindari kemungkinan adanya virus corona yang mungkin menempel di permukaan daging dan terbawa pulang ke rumah kita.

 

Dalam kondisi bersih, daging dapat disimpan dalam kulkas tanpa dicuci terlebih dulu, dicuci saat akan dimasak. Daging hendaknya tidak disimpan utuh beberapa kilogram dalam lemari pembeku, tapi dipotong-potong ukuran kecil terlebih dulu.

Potongan daging dimasukkan ke plastik bening ukuran 0,5/1 kilogram, dimasukkan ke kontainer plastik ukuran sedang baru disimpan dalam kulkas. Ia mengingatkan, udara dalam plastik daging dapat dipakai untuk pernapasan mikroba pembusuk.

"Oleh sebab itu, sebelum disimpan, kurangi sebisa mungkin udara dalam kantung plastik daging. Pengurangan udara bisa dilakukan memakai pompa (vacuum) daging. Jika tidak ada, bisa gunakan ember kecil atau baskom yang diisi air bersih," ujar Nanung.

Masukkan daging dalam plastik, turunkan pelan-pelan plastik daging ke air. Permukaan air akan mendorong udara dalam plastik daging naik ke atas, setelah udara habis segera ikat plastik kantung daging agar udara tidak masuk kembali.

Daging segar sebaiknya tidak langsung disimpan di lemari pembeku karena kondisi beku mendadak bisa merusak kualitas daging. Karenanya, sebelum disimpan dalam lemari pembeku, daging terlebih dulu dalam bagian pendingin biasa 10-20 menit.

Lama penyimpanan dalam kulkas ini tergantung performa kulkas yang kita miliki.

Kemudian, saat akan memasak daging, daging beku tidak boleh diempukkan kembali menggunakan air panas karena nutrien daging, terutama protein bisa rusak.

Proses mengempukkan kembali daging beku dapat dilakukan dengan dua cara yaitu yang cepat dan yang lambat. Cara yang cepat dapat dilakukan dengan meletakkan daging beku yang masih terbungkus rapat dalam plastik ke ember kosong.

Letakkan ember di bawah air kran dan biarkan air mengalir kecil dan bergantian merendam daging beku. Setelah kembali empuk, buka plastik daging, lalu cuci-bilas daging hingga bersih. Tiriskan daging dan daging siap dimasak.

Sedangkan, cara lembat dapat dilakukan dengan memindahkan daging beku terlebih dulu. Biarkan suhu sejuk kulkas selama semalam (sekitar 12 jam) mengempukkan kembali daging beku jadi segar, setelah empuk hendaknya daging segera diolah.

"Jeda waktu terlalu lama antara mengempukkan dan memasak dapat membuat mikroba pembusuk kembali berkembang biak dan merusak kualitas daging. Jangan lupa selalu membaca Basmallah sebelum menyentuh, menyimpan, mengolah maupun menyantap," kata Nanung. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement