Jumat 23 Jul 2021 15:07 WIB

Situs Web Dokumentasikan Sejarah Muslim Bohra India

situs bohrasofmadras.com yang akan mendokumentasikan sejarah Muslim Dawoodi Bohra

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Aneka kuliner khas Muslim Bohra di India.
Foto: Tasneem’s Kings Kitchen
Aneka kuliner khas Muslim Bohra di India.

IHRAM.CO.ID, CHENNAI – Tasneem Akbari-Kutubuddin selalu tertarik dengan budaya dan warisan komunitasnya, yaitu Muslim Bohra. Saat dia menemukan setumpuk kertas tua yang dikumpulkan orang tuanya, ia baru sadar sedang duduk di atas harta karun informasi yang perlu dilestarikan untuk generasi muda.

Bagi leluhurnya, Mulla Jafferji ibn Mulla Ismailji adalah Muslim Bohra pertama yang pindah ke Madras dari Gujarat, India dan keluarganya memiliki dokumen serta foto untuk merekam pertumbuhan komunitas di kota. Oleh karena itu, Tasneem baru-baru ini meluncurkan situs bohrasofmadras.com yang akan mendokumentasikan sejarah Muslim Dawoodi Bohra di Chennai dan mencatat pengalaman para perintisnya.

“Tidak banyak orang yang tahu tentang sejarah dan warisan komunitas kami. Jadi, saya memutuskan untuk meletakkan semua informasi yang saya miliki di situs web,” kata Tasneem yang juga pembuat konten digital.

Situs tersebut mencatat kedatangan Muslim Bohra pertama di negara bagian Tamil Nadu. “Pada tahun 1790-an, Mulla Jafferji ibn Mulla Ismailji datang ke Arcot dari Surat untuk bergabung dengan pamannya, Sheikh Ahmed Ali yang membantunya mendirikan bisnis gelang. Tahun 1793, dia pindah ke Madras dan membuka usaha garmen,” ujar dia.

Saat ini, ada 10 ribu Muslim Bohra di Chennai. “Lebih dari 60 persen tinggal di daerah Parrys. Jafferji membeli tanah dan membangun kuburan. Makam Ahmed Ali adalah yang pertama dikuburkan pada tahun 1797. Dia juga mendirikan Masjid Saifee pada tahun 1803 di Moore Street,” tambahnya.

Semakin berjalannya waktu, banyak komunitas Muslim yang berdatangan ke Chennai dan menetap di sana. Sebagai pedagang, tinggal di dekat pelabuhan juga merupakan suatu keuntungan. Tasneem menyebut bagian yang lebih menarik adalah cara para perintis beradaptasi dengan kehidupan kota.

Dia menjelaskan Muslim Bohra berasal dari Gujarat sehingga mereka berbicara bahasa Gujarat. Namun, ketika mereka datang pertama kali ke Chennai, mereka mulai bersosialisasi dengan bahasa Urdu. Perbedaan budaya ini lama kelamaan timbul tidak hanya hanya dalam percakapan sehari-hari tapi melekat pada budaya dan masakan.

Dilansir Times of India, Jumat (23/7) khatti dal (lentil dengan banyak asam), khatta salna, dan suthriyam (pasta nasi) adalah beberapa hidangan yang diadopsi. “Ini bukan masakan tradisional yang dibuat oleh komunitas kami. Jadi, ketika Muslim Bohra lainnya datang ke kota, mereka mulai menyebut pemukim awal sebagai ‘Madrasis’,” ucap dia.

Meskipun anggota komunitas tersebut sebagian besar masih merupakan pedagang, komunitas ini juga telah menghasilkan penulis dan penyair terkemuka, seperti Tapish, Sheikh Mohammed Ali dan Kaiser. Kisah-kisah para pionir dan orang-orang yang berprestasi dari komunitas diabadikan di situs web.

“Ada begitu banyak orang yang datang ke sini dari berbagai bagian Gujarat serta kota-kota lain. Dan masing-masing memiliki sejarah,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement