Senin 26 Jul 2021 10:39 WIB

Sinergi Literasi Ekonomi Syariah Jangan Terhalang Pandemi

Sinergi Literasi Ekonomi Syariah Jangan Terhalang Pandemi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Sinergi Literasi Ekonomi Syariah Jangan Terhalang Pandemi. Foto:   Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Sinergi Literasi Ekonomi Syariah Jangan Terhalang Pandemi. Foto: Ekonomi syariah (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong sinergi dan kolaborasi seluruh pihak pemerintah, akademisi, profesional, dunia usaha, BUMN/BUMD, maupun media massa dalam meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah kepada masyarakat. Wapres berharap sinergi itu tidak terhambat dengan adanya pandemi Covid-19.

"Komitmen seluruh pihak untuk bersinergi ini hendaknya tidak terhalangi adanya situasi pandemi," kata Wapres di acara Temu Ilmiah Nasional (Temilnas) ke-20 tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI), Senin (26/7).

Baca Juga

Wapres justru berharap pandemi mendorong percepatan pemanfaatan teknologi digital agar jangkauan edukasi dan sosialisasi menjadi lebih luas. Sebab, salah satu faktor fundamental yang menentukan keberhasilan upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah adalah literasi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah.

Semakin tinggi literasi ekonomi dan keuangan syariah pada masyarakat kata Wapres, maka akan semakin tinggi pula penggunaan barang dan jasa yang halal dan sesuai syariah oleh masyarakat.

"Pada gilirannya hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah secara berkelanjutan," ujarnya.

Sebab, di tengah kondisi pandemi Covid-19 sekalipun,  kinerja ekonomi syariah di tanah air secara umum tetap tumbuh dengan baik. Berdasarkan Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia 2020 yang diterbitkan Bank Indonesia jika diwakili sektor prioritas pengembangan ekosistem halal value chain (yaitu sektor pertanian, makanan halal, fesyen muslim dan pariwisata ramah muslim) kontraksi ekonomi syariah Indonesia pada 2020 mencapai -1,72 persen (year on year).

"Kontraksi ini tidak sedalam yang dialami ekonomi nasional yang mencapai -2,07 persen," ujarnya.

Ia mengingatkan empat fokus dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yaitu pengembangan industri produk halal, pengembangan industri keuangan syariah, pengembangan dana sosial, serta pengembangan dan perluasan kegiatan usaha syariah.

Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2019 menunjukkan tingkat Literasi Keuangan Syariah Nasional baru mencapai 8,93 persen. Sedangkan Indeks Inklusi Keuangan Syariah Nasional adalah 9,1 persen.

Sementara survei Bank Indonesia (BI) 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi ekonomi dan keuangan sosial syariah nasional sebesar 16,2 persen.

Wapres mengatakan, kondisi ini mencerminkan masih diperlukan kerja keras agar pemahaman masyarakat tentang ekonomi dan keuangan syariah lebih meningkat.

"Upaya peningkatan literasi masyarakat ini terus diupayakan baik melalui jalur edukasi formal secara akademik, vokasi dan profesi, maupun melalui edukasi nonformal dalam bentuk sosialiasi," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement