Senin 26 Jul 2021 14:18 WIB

Survei Lingkungan Belajar Dinilai Bernada Politis

Legislator sebut Survei ini bisa digunakan sebagai survei politik Pilpres 2024.

Rep: Inas Widyanuratikah / Red: Ratna Puspita
Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah mengkritisi pertanyaan yang muncul untuk survei lingkungan belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Menurutnya, pertanyaan yang muncul di dalam survei tersebut seperti pertanyaan politis. (Foto: Ferdiansyah)
Foto: dpr
Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah mengkritisi pertanyaan yang muncul untuk survei lingkungan belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Menurutnya, pertanyaan yang muncul di dalam survei tersebut seperti pertanyaan politis. (Foto: Ferdiansyah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah mengkritisi pertanyaan yang muncul untuk survei lingkungan belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Menurutnya, pertanyaan yang muncul di dalam survei tersebut seperti pertanyaan politis. 

"Ini yang menjadi menarik. Kalau ini pertanyaannya, ini mirip pilpres dan pilkada survei ini. Jadi bukan untuk dunia pendidikan, kalau surveinya kalimatnya seperti ini," kata Ferdiansyah, di Jakarta, Senin (26/7). 

Baca Juga

Di dalam tangkapan layar yang ditunjukkan Ferdiansyah, survei tersebut memiliki lima pilihan yakni sangat tidak setuju, tidak setuju, cenderung setuju, setuju, dan sangat setuju. Survei ini diberikan untuk guru dan kepala sekolah. 

Beberapa pertanyaan yang dianggap tendensius seperti 'presiden lebih baik dijabat seorang laki-laki daripada perempuan', 'orang dari kelompok mayoritas agama lebih berhak menjadi pemimpin politik seperti bupati/wali kota, gubernur dan presiden'. Ia pun dengan nada menyindir berterima kasih kepada Kemendikbudristek dan mengatakan survei ini bisa digunakannya sebagai survei politik untuk Pilpres 2024.

"Walaupun ini sebenarnya jadi pertanyaan. Jangan-jangan yang membuat survei ini orang-orang yang bernuansa politik. Jangan-jangan," kata dia lagi. 

Ferdiansyah mengingatkan agar dunia pendidikan tidak dijadikan tempat untuk berpolitik. Ia menegaskan, jangan sampai politikus berperilaku pendidik, sementara pendidik berperilaku seperti politisi. 

Lebih lanjut, ia juga meminta agar Kemendikbudristek memberikan kajian akademis tentang Asesmen Nasional (AN). Sebab, menurutnya saat ini yang diterima oleh Komisi X DPR RI masih berupa powerpoint, bukan kajian akademik tentang AN. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement