Selasa 27 Jul 2021 14:30 WIB

Pembatasan Perjalanan Internasional Tetap Berlaku di AS

AS telah memberlakukan pembatasan perjalanan selama lebih dari setahun

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Penumpang berjalan di lorong bandara yang sepi di Will Rogers World Airport, Kota Oklahoma, Amerika Serikat. Sejumlah maskapai terpaksa mengandangkan pesawat mereka karena pembatalan penerbangan internasional akibat wabah corona.
Foto: AP Photo/Sue Ogrocki
Penumpang berjalan di lorong bandara yang sepi di Will Rogers World Airport, Kota Oklahoma, Amerika Serikat. Sejumlah maskapai terpaksa mengandangkan pesawat mereka karena pembatalan penerbangan internasional akibat wabah corona.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Gedung Putih mengumumkan pembatasan yang saat ini berlaku pada pengaturan perjalanan internasional akan tetap berlaku, Senin (26/7) waktu Amerika. Hal ini diantisipasi karena lonjakan kasus varian Delta yang menyebar ke seluruh dunia.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan varian Delta yang lebih menular telah menyebar baik di Amerika maupun di seluruh dunia. "Mengingat di mana kita berada hari ini, dengan varian Delta, kami akan mempertahankan pembatasan perjalanan yang ada pada saat ini," ujar Psaki.

Baca Juga

"Didorong oleh varian Delta pula, kasus meningkat di sini, di rumah terutama di antara mereka yang tidak divaksinasi dan tampaknya akan berlanjut dalam beberapa pekan ke depan," ujar Psaki melanjutkan.

AS telah memberlakukan pembatasan perjalanan selama lebih dari setahun di beberapa bagian Eropa dan Brasil. Namun negara-negara asing lebih membuka diri kepada Amerika daripada Amerika membuka diri terhadap negara-negara asing.

AS saat ini melarang sebagian besar warga negara non-AS yang dalam 14 hari terakhir berada di Inggris, 26 negara Schengen di Eropa tanpa kontrol perbatasan internal, atau di Irlandia, China, India, Afrika Selatan, Iran, dan Brasil. Pembatasan perjalanan AS yang luar biasa pertama kali diberlakukan di China pada Januari 2020 untuk mengatasi penyebaran Covid-19. Negara-negara lain telah ditambahkan dan yang terbaru adalah India pada awal Mei.

Seperti dilansir laman Anaodlu Agency pada Selasa (27/7), Kanada sangat tertekan dengan pembatasan perjalanan. Kanada akan mengizinkan orang Amerika yang sudah divaksinasi penuh melintasi perbatasannya pada 9 Agustus. Namun AS tidak akan membuka perbatasannya untuk orang Kanada yang divaksinasi penuh.

Sedangkan Meksiko akan tetap tutup hingga setidaknya 21 Agustus dan bahkan itu tidak dijamin. Di tempat-tempat di mana perjalanan bisnis, keluarga, dan turis melintasi perbatasan dari Michigan ke Kanada pernah menjadi rutinitas dan sibuk, hanya perjalanan penting yang diizinkan selama lebih dari setahun.

Perjalanan dari AS ke Inggris masih diperbolehkan untuk orang Amerika yang sudah divaksinasi penuh. Namun pekan lalu, Pusat Pengendalian Penyakit mendesak orang Amerika untuk tidak melakukan perjalanan itu.

Pada konferensi pers Gedung Putih Senin, Psaki ditanya berulang kali kapan, atau jika, pembatasan perjalanan mungkin diperketat atau dilonggarkan. Dia menjawab Gedung Putih mengikuti arus rekomendasi CDC.

Pemerintah Joe Biden juga bekerja dengan tim penasihat dari Uni Eropa, Kanada, Meksiko, dan Inggris untuk mencapai konsensus tentang perubahan pengaturan pada perjalanan luar negeri. Di sisi lain, Psaki menyampaikan beberapa kabar baik tentang vaksinasi, yang telah melambat dalam beberapa pekan terakhir.

Dia merinci lima negara bagian AS di mana tingkat Covid-19 meningkat paling tinggi dan di mana keraguan vaksin tertinggi. Negara bagian itu di antaranya Kalifornia, Texas, Florida, Arkansas, dan Louisiana yang melihat tingkat vaksinasi yang melampaui rata-rata nasional pekan lalu.

sumber : https://www.aa.com.tr/en/americas/white-house-international-travel-restrictions-to-remain-in-place/2315018
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement