Kamis 29 Jul 2021 00:22 WIB

Kejar DPO Teroris MIT, Polisi Gandeng Tokoh Agama

Aparat terus melakukan pengejaran terhadap DPO MIT

Rep: Ali Mansur/ Red: Esthi Maharani
Polisi berjaga di depan gerbang Rumah Sakit Bhayangkara yang akan menjadi lokasi identifikasi dua jenazah dari kelompok DPO Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Palu, Sulawesi Tengah
Foto: ANTARA/BASRI MARZUKI
Polisi berjaga di depan gerbang Rumah Sakit Bhayangkara yang akan menjadi lokasi identifikasi dua jenazah dari kelompok DPO Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Palu, Sulawesi Tengah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satags) Operasi Madago Raya terus melakukan pengejaran terhadap daftar pencarian orang (DPO) teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang tersisa. Diantaranya adalah dengan melakukan penyekatan jalur dan menggandeng tokoh agama dan masyarakat demi mempersulit gerak kelompok tersebut.

"Menggandeng potensi masyarakat (tokoh agama dan masyarakat) untuk menyampaikan kepada seluruh masyarakat disekitar wilayah operasi bahwa yang dilakukan oleh para DPO adalah tindakan teror/pidana, tidak ada kaitannya dengan ajaran agama manapun, bahkan menjadi larangan bagi semua agama," ujar Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, Komisaris Besar Didik Supranoto kepada awak media, Rabu (28/7).

Dengan memberikan pengertian terkait teroris tersebut, Didik berharap, tak ada lagi masyarakat yang memberikan bantuan kepada kelompok separatis itu. Baik bantuan logistik berupa makanan maupun informasi mengenai pergerakan Satgas Madago Raya. Sejauh ini masih ada enam anggota teroris MIT yang masih tersisa.

“Kami juga bekerjasama dengan Pemda setempat, BNPT untuk memberikan bantuan kepada para mantan simpatisan dan Napiter berupa pemberian modal untuk menunjukan pemerintah hadir di tengah masyarakat dalam mengatasi permasalahan yang ada,” jelas Didik.

Sementara itu, Kepala BNPT Komisaris Jenderal Boy Rafli Amat meminta masyarakat tidak terprovokasi propaganda yang dilakukan kelompok MIT. Menurutnya, sejumlah narasi yang disebarkan kelompok Ali Kalora cs guna menimbulkan propaganda. Pasalnya, kelompok teroris Poso, Sulawesi Tengah, ini terus menyasar para remaja.

“Inilah yang harus terus berikan pemahaman dan pendidikan kepada masyarakat untuk waspada,” kata Boy, saat mengunjungi Poso.  

Selain itu, menurut Boy, keamanan masyarakat juga harus dijaga dari kelompok teroris. Maka Satgas Madago Raya diminta tidak hanya melakukan penindakan hukum tapi juga memperketat penjagaan publik. Karena itu, Boy mengimbau kelompok Ali Kalora agar menyerahkan diri dalam waktu dekat. Dia memastikan Satgas Madago Raya segera bertindak tegas jika MIT terus menyebar teror.

“Kita berharap secepat-cepatnya bisa melumpuhkan mereka-mereka yang merugikan masyarakat,” tutur Boy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement